Cerita tentang Benabook
Penulis: Benazio Rizki (@benakribo)
Publisher: bukune, 2014
Pertama kali liat buku ini berkeliaran di media sosial, saya tertarik. Tapi saya masih pikir-pikir untuk membelinya. Takut kalo isinya kurang memuaskan. Saya memang agak parnoan, he he. Sempat terbesit gitu pengen punya, tapi ya, belajar untuk mengefisienkan segala hal, memilah antara kebutuhan dan keinginan #tssah. Eh, yang namanya rezeki ya memang ada aja jalannya, ya :D Sahabat-sahabat pun menghadiahkan Benabook ini sebagai kado ulang tahun. Ummm... so sweet :3
Awal ngeliatnya udah bikin penasaran, isinya kayak gimana, ya? Karena didorong oleh rasa penasaran, saya pun melepas segel bukunya. Buka-buka dikit, deh. Baru dibaca pas udah di rumah~ Begini kira-kira review saya tentang Benabook ....
Saat membaca bagian awal buku
ini saya merasa pesimis akan menemukan sesuatu yang 'fresh' dari jenis tulisan
seperti ini. Saya sudah pernah membaca buku Raditya Dika, Dewi 'Dedew' Rieka,
dan beberapa penulis lain yang memilih untuk menuliskan personal literature.
Saya pikir buku ini akan sama dengan beberapa buku terdahulu, sebuah cerita
tentang keseharian yang dibumbui dengan lelucon sehingga jadi sebuah bacaan
yanga lucu. Dulu saya memang menyukai bacaan ringan seperti itu, tapi sekarang
saya seperti haus akan bacaan yang agak
berat, maksudnya yang bisa membuat otak ini berpikir menelaah atau terhanyut
dalam kisah. Ya, awalnya saya meng-under estimate buku ini.
Tapi saya belum ingin
menyerah. Dengan berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin sebuah buku akan
diterbitkan jika isinya sama dengan buku-buku terdauhlu, maka saya terus lanjut
membaca buku ini. Dan menjelang pertengahan saya mulai menemukan bahwa saya
tertarik untuk membaca buku ini. Banyak kisah-kisah yang diceritakan yang
melatarbelakangi kehidupan penulis hingga bisa mencapai posisi sekarang ini.
Menurut saya, ceritanya sungguh inspiratif dan menarik,seperti sebagaimana
mestinya, kan. Hal tersebut karena saya juga merasakan kisah yang mirip pada
beberapa bagian. Sangat menarik untuk dibaca sampai habis. Seperti biasa, saya
selalu penasaran akan ending sebuah cerita, terlebih lagi cerita kisah hidup
seseorang.
Banyak gamenya!!! Ini Nonogram. |
Game lagi! |
Teka-teki silang :D |
Buku ini ternyata tidak sama
dengan buku-buku bergenre sama lainnya (tentu saja tidak mungkin dibuat sama
-,-). Buku ini disisipi oleh tulisan-tulisan kecil dari teman-teman penulis
mengenai berbagai hal. Selain itu, buku ini pun disisipi oleh
permainan-permainan mengasah otak yang sangat seru untuk dicoba. Jadi, bisa
dibilang membaca buku ini tidak membosankan. Karena kalo merasa bosan, mainkan
saja permainannya! :D
Sudah diukur pake penggaris~ |
Saya menyelesaikan membaca
buku ini tak sampai dua hari, mungkin bahkan tak sampai 24 jam. Cepat sekali,
kata sahabat yang memberikan buku ini. Ya, memang sangat cepat rasanya membaca
buku untuk ukuran setebal 3,3 cm. Tapi apa mau dikata? Bukunya fun! Banyak
gambarnya dan 'meriah'! Ilustrasinya lucuk, gaya tulisannya seperti sedang
mendengar cerita dari teman. He he. Hal lain yang membuat saya cepat
menamatkannya adalah rasa penasaran. Satu lembar bolak-balik belum tentu full
berisi tulisan. Menurut saya, pengemasannya cerdas!
Ternyata isinya portrait (y) |
Pertama kali melihat buku ini
bertebaran di sosial media, saya berpikir buku ini pasti 'buku main-main'.
Maksudnya, ya, tidak serius begitu. Isinya melulu permainan dan kuis-kuis, yang
tulisan berbobotnya hanya seperberapa bagian. Penilaian tersebut muncul ketika
saya melihat desain covernya yang rame, dan unmainstream. Gambar covernya
disajikan dengan mode landscape, bukan portrait seperti biasanya. Karenanya
saya berpikir, bagaimana cara membaca buku itu? Dulu saya berpikir kalau isinya
juga landscape sehingga saya berpikir akan repot membacanya. Eits, ternyata
salah besar! He he.
Yang kacamata itu pembatas bukunya :3 |
Desain cover yang
unmainstream itu memang unyuk dan lucuk, isinya pun demikian seperti yang sudah
saya ceritakan di atas. Saya rasa, bentuk pembatas bukunya pun unik! Bentuknya
kacamata. Sampai sekarang saya sebenarnnya masih ragu, itu pembatas buku atau
mainan? Oh iya, dari pengemasannya buku ini tidak hanya cerdas, tapi juga bisa
saya katakan kreatif! Mmm...super-kreatif.
"Cara PDKT ke Cewek Berdasarkan Tipenya" :/ |
Sayangnya, dari semua konten
dari buku ini, tidak semua saya baca. Ada beberapa bagian yang sengaja saya
skip karena merasa tidak perlu dibaca. Contohnya, seperti di gambar sebelah. Ya, mau
bagaimana? Saya sendiri cewek, masa mau baca yang seperti itu? :v Bukan cuma
itu, meskipun isi bukunya lucuk, inspiratif, dan menarik, tapi ada bagian yang
menurut saya agak dipaksakan lucu (atau mungkin memang tidak dimaksudkan untuk
lucu?), ya, kesannya garing. Bukan masalah besar, sih, karena bagian yang
seperti itu bisa dibilang hanya sedikit persen dari tiap bab.
Baca bagian yang ini, yang inspiratif, kayak ada efek bersinarnya gitu~ |
Setiap membaca buku, saya
suka membaca bagian kata pengantar, ucapan terima kasih, dan biografi penulis.
Tapi di buku ini ada bagian yang namanya "Behind The Benabook", ini
seperti behind the scene di film-film, mengasyikkan untuk dibaca! Kadang lebih
menarik bagian di luar dari 'isi' buku ketimbang isinya sendiri :3 Bagian
belakang layar memang selalu lebih menarik bagi saya :3
Akhir kata, tidak
mungkin sebuah buku akan layak terbit jika isinya mirip dengan buku lain.
Setiap buku yang sudah lahir dari publisher pastilah memiliki 'sesuatu' yang
membuatnya layak terbit. ;)
Sekian review saya mengenai
Benabook. Selesai membaca Benabook, semangat saya untuk menulis dan nge-blog
seperti disulut! Wuzz...!!!
PS: Ini review buku pertama
saya yang saya tulis di luar tugas sekolah ataupun kuliah. Jadi, mohon
dimaklumi jika ada hal-hal yang kurang tepat dimasukkan ke dalam review ^^)v
Comments
Post a Comment