Random Note

Apa salah kalo kita merasa sendiri dan kesepian?
Apa salah saat kita merasakannya kita menjadi lebih mudah marah?
Apa salah saat kita dalm keadaan tersebut, kita memendam sedikit amarah dan keksalan dalam hati yang jika tidak kita kendalikan akan keluar dalam bentuk kemarahan terhadap seseorang yang belum tentu salah?
Apa salah kalo kita nangis pada saat kita merasa sepi dan sindiri?
Apa salah kalo kita meluapkan emosi yang ada dan tertumpuk dalam hati dalam bentuk air mata dan amarah?
Apa salah kalo kita lebih memilih untuk diam saat dalam keadaan merasa sepi dan sendiri?

Mungkin kita akan menyesalkan beberapa hal ketika kita merasa sepi dan sendiri. Mungkin tidak mustahil apabila kita mulai menyalahkan orang-orang dan keadaan saat kita merasa sepi dan sendiri. Apa itu salah? Mungkin iya. Tapi, dalam keadaan seperti itu, apa kita memikirkan hal-hal yang rasional? Mungkin tidak. Karena itu cukup sulit. Ketika kita ada dalam suatu keadaan yang membuat kita ingin menangis bahkan lari dari kehidupan, berpikir jernih dan ke depan adalah hal yang sulit. Adalah hal yang kita pikir, "buat apa?". Bagi sebagian orang, untuk berpikir layaknya keadaan normal pada saat kita terpuruk mungkin gampang, tapi apa bagi sebagian orang lainnya itu mudah? Sulit untuk memberikan saran atau motivasi kepada orang-orang yang ada pada keadaan terpuruk. Yang pertama mereka butuhkan adalah TEMAN.

Teman untuk mendengarkan kisah mereka,
Teman yang ada untuk mendampingi tangis mereka,
Teman yang nantinya akan menyeka air mata mereka,
Teman yang nantinya akan memberikan pandangan positifnya terhadap masalah yang mereka hadapi.

Kalo teman itu tidak ada saat kita sedanga dalam keadaan terpuruk???
Kita masih mempunyai diri kita.
Jangan kucilkan orang yang memiliki kepribadian lebih, karena kita bisa meniru mereka. Denagn memunculkan kepribadian lain dari diri kita, kita akan bisa lebih mudah melewati masa keterpurukan dan keluar darinya... 
Di saat kepribadian sehari-hari kita merasa dalam keterpurukan, maka tidak ada salahnya jika kepribadian kita yang lain kita munculkan untuk menenangkan diri kala seorang teman tidak di sisi kita.
Yakinlah, dengan begitu perasaan kita akan terasa lebih baik.
Selain itu, kepribadian kita yang lain juga terkadang berpengaruh sangat besar.
Tapi, bagaimana cara kita berinteraksi dengan kepribadian kita yang lain sedangkan kita adalan dia?
Monolog. Berbicara tanpa lawan bicara, berbicara dengan diri sendiri.
Jangan berpikir dengan bermonolog kita adalah gila. Tapi berpikirlah bahwa diri kita adalah teman.
Kita akan bisa untuk berbagi dengan diri sendiri dan secara tidak sadar, kita telah merenungi apa yang menyebabkan kita merasa terpuruk. Dengan begitu, kita akan merasa lebih baik dalam waktu yang cepat atau lambat.

Hal lain yang kita butuhkan adalah WAKTU UNTUK DIRI SENDIRI.
Maksudnya, jika kita biasanya terpaku dalam kehidupan atau kebiasaan orang lain dalam waktu tertentu atau bahkan setiap waktu, maka kita butuh waktu di mana kita bisa menikmatinya tanpa ada komentar dari orang lain. Dengan kata lain, waktu di mana kita adalah diri kita sendiri. Di mana kita bisa mengeksplorasikan apapun yang ingin kita lakukan, apapun yang ingin kita tonton, apapun yang ingin kita dengar, dsb.
Gimana ngejelasinnya, yaa??
Waktu untuk diri sendiri ini mungkin dibutuhkan oleh kita yang merasa tidak pernah bisa untuk menjadi diri sendiri dalam lingkungan pergaualan kita, di mana kita akan merasa lebih baik mengikuti diri orang lain daripada membiarkan pribadi kita yang terlihat, atau mungkin juga kita merasa bahwa pribadi asli kita sangatlah tidak wajar jika kita menampilkannya di masyarakat. Itu sebenarnya salah! Karena, ketika kita tidak menjadi diri kita sendiri, kita akan lebih sulit untuk menghadapi masalah ataupun meminta solusi dari orang lain. Sulit karena tidak ada seorang pun yang mengerti diri kita yang sebenarnya. Selain itu, jika kita tidak menjadi diri sendiri, maka kita akan merasa terpojok. Karena (lagi) selama ini kita tidak menjadi diri kita sendiri. Kita mengikuti menjadi diri orang lain, entah secara sadar atau tidak sadar. Yang jelas, kita akan suit untuk memposisikan diri kita (yang sesungguhnya) di masyarakat ketika bergaul. 

Maka dari itu, kita butuh waktu untuk diri kita. Waktu untuk membiarkan pribadi asli kita menampakkan dirinya dan saya yakin, pada saat itu terjadi, kita akan merasa sangat baik. Tapi masalahnya, bisakah kita membiarkan pribadi kita menampakkan dirinya dalam pergaulan??
Sulit terjawab karena saya mengalaminya.



[ memulai catatan yg sedikit random ]

Semoga ada manfaatnya :)

Comments