Posts

Showing posts from August, 2019

Selamat Memperingati Hari Kemerdekaan

Sejak seminggu menjelang hari ini, banyak sekali persiapan untuk merayakan hari ini. Lomba-lomba, dan lain-lain. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Pagi ini, saat berangkat mengajar, berpapasan dengan siswa-siswa yang selesai upacara. Dengan seragam sekolah dan atribut pita merah-putih yang diikat di kepala, beberapa ada yang membawa bendera betulan yang diikat pada sebatang bamboo, konvoi. Tanpa menggunakan atribut berkendara yang lengkap. Sedih. Lalu muncul dalam benak saya, pemikiran yang bertanya-tanya soal apa makna dari merayakan Hari Kemerdekaan negara ini? Soal yang mendasar: apa definisi dan esensi dari merdeka? Saya boleh menjabarkan opini saya, kan? Menurut saya, merdeka ialah bebas. Ih, iyalah! Maksudnya… merdeka ialah bebas menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri maksudnya bebas pula dalam menentukan ingin bermimpi apa, belajar apa, berusaha lewat jalan apa, pun bebas dalam mencoba dan menerima resiko yang sudah menjadi konsekuensi dari mencoba itu sendiri.

Get to Know Myself: An Introvert #1

Hai. Baru semalam saya sempat membaca sebuah artikel tentang Introvert Hangover yang jauh sebelumnya sempat dibagikan seorang teman di WhatsApp . Sembari membaca itu, saya pun menganalisis diri. Pertama kali mendengar istilah introvert – extrovert, saya langsung mengkategorikan diri sebagai introvert. Yah, alasannya karena saya tidak mudah terbuka kepada orang lain, dan merasa kesulitan saat berhadapan dengan sosial –berinteraksi. Tapi kemudian saya merasa bahwa saya terlalu berlebihan dan mengada-ada, “Ah, kamu lebay, Mi.” Eh alah, setelah baca artikel itu, “ Ya sudahlah, kamu juga harus mulai mengenali diri sendiri supaya tidak merepotkan orang lain. Belajar menerima diri sendiri sebelum menerima orang lain. Bukankah semua harus dimulai dari diri sendiri?” Lalu, saya pun berniat untuk membaca lebih banyak lagi tentang kepribadian introvert itu, pun dengan jenis-jenis kepribadian lainnya. Saat baca buku Rentang Kisah nya Gita Savitri Devi kemarin saya sudah merasa harus ca

Pelukan Kecil yang Singkat

Ini sebuah catatan singkat saja. Yah, semoga. Cerita tentang bagaimana akhirnya saya menemukan kekuatan saat saya merasa hampir tidak sanggup menyelesaikan sisa jadwal di penghujung hari. Selasa kemarin (07/08/2019) jadwal begitu padat, mepet. Hanya jeda 90 menit saja, sisanya pararel. Dua di awal adalah program Calistung. Kemudian privat SMP. Ditutup dengan kelas Reguler. Memikirkannya sudah luar biasa membuat hampir drop dan sulit fokus. Hari kemarin pun kurang baik pada mulanya. Namun, pada jadwal selanjutnya, pukul 13.30, seorang siswa, dulu ketika masih kelas 1 belajar dengan saya, sekarang dia sudah kelas 2, namanya Edrick, masih menunggu jam belajarnya dimulai, bermain di kelas Calistung. Sayang betul sama anak ini karena sifatnya yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, pembawaannya pun selalu hangat. Selalu, kalau dia kebetulan mampir di kelas, saya peluk dia, he he he. Dan dia oke-oke saja, kecuali kalau diminta foto bareng, wkwk. Kemarin itu, sep

Kabar

Sudah Agustus, apa kabar? Mari mulai perlahan-lahan. Dua malam lalu, otak saya begitu encer sehingga akhirnya saya berhasil menyelesaikan sebuah #Surat, lalu kemudian thread di Twitter soal kebiasaan membaca sejak dini, lalu sebuah tulisan singkat soal menemukan diri. Lalu ada dua pertemuan singkat yang cukup mengguncang emosi dalam dada. Yah, pada ujungnya tetap bisa dijadikan bahan menulis juga. Dan pada Minggu pagi ini, dalam rangka meningkatkan semangat untuk beraktifitas dengan seabrek pekerjaan rumah, saya mengetik tulisan saja, mencoba merangkum beberapa perisitiwa yang rasanya berharga bagi diri ini, supaya tidak lupa, supaya bisa mengingatkan diri kalau-kalau saya sedang kurang sehat mentalnya. Mulai dari mana?