Curhat Colongan Galau

Bagus, mid emang udah kelar. Harusnya santai dan jngkrak-jingkrak. Tapi, gak tau kenapa, malah galau menyiksa kayak gini. Rasanya ada yang salah, tapi gak ngerasa semua salah. Mendadak apatis, mendadak autis. Orang-orang berseliweran, gak peduli. Tetep konsen sibuk sama laptop. Gak peduli jam berapa, gak peduli udah berapa lama. Galau-galau ini saya tumpahkan di sini. Sampe mau Maghrib baru berenti bentar buat mandi.

Abis mandi? Sholat... Abis Sholat? Balik lagi. Balik apatis, balik autis. Dan kemudian perut menuntut. Laper. Ngibrit ke belakang ngecek. Masak air untuk berpartisipasi. Masakan siap, duduk manis ikut makan. Ada yang aneh. Entah apa. Sejak beberapa hari yang lalu, sejak lama perasaan yang begini gak ilang-ilang.

Perasaan yang bikin saya terus menerus ngerasa dikucilkan, dicuekin, dan dibedain! I hate that situation! I don't know why.... Yang jelas cuek bebek abis dah kalo ngomong sama orang yang satu itu. Sama yang lain juga, tapi dikit. Gak tau kenapa, makin ke sini rasanya makin lebih baik sendiri dan makin lebih baik gak di rumah. Makin gak ada orang rumah sepertinya makin baik, kecuali Ibu.

Kenapa tiap di kamar, pas mau belajar buat mid besok #flashbackmid susah buat konsen. Selalu yang kejadian mata ngebca, pikiran ke mana-mana. Gak akur! Gimana pun caranya, meski pun pikiran udah "diem", tetep aja yang dibaca gak nyerep. Jadi ngayal lagi, seandainya otak ini spons dan pelajaran itu air. Kan nyerepnya gampang banget! Ahh... menghela napas di sela asa yang nyaris berujung emang bikin suntuk! Dan untuk itu saya lebih memilih untuk merebahkan tubuh dan menerawang ke langit-langit kamar yang sepi. Sesepi hati saya.

Dan balik lagi! Di sini saya masih duduk tegak dengan jari menari di atas keyboard menyusun kata-kata agar indah terbaca meski tersalur dari sebuah kegalauan. Dan di sini masih diam hanya mendengar ribut-ribut dari ruang tengah. Dan di sini masih diam memikirkan kata-kata yang tepat tanpa niat mencari diksi yang tepat. Dan di sini, hanya sendiri saya merasa damai. Dan merasa dunia dapat dinikmati. Dan kini pikiran kembali melayang terbang ke hari-hari lalu. 

Kadang kemarin begitu indah hingga tak ingin saya tinggalkan. Tapi kadang kemarin begitu menyebalkan hingga rasanya ingin cepat berlari menuju besok. Tapi hari ini yang harusnya bisa menjadi begitu menyenangkan pun bisa menjadi begitu memuakkan! Dan satu, saya ingin segera meninggalkan hari ini untuk besok yang lebih baik, untuk besok yang lebih indah, dan besok yang lebih cerah.


Dan salam untuk hari ini adalah selamat tinggal sahabat yang mengusik a.k.a GALAU...

Comments