Too Much To Tell

Yak, terlalu banyak yang mau diceritakan. Selalu begitu setiap saya mulai mengetik sebuah kata. Seperti rantai, kata-kata itu seakan tidak ingin terputus dan terus ingin tersambung. Saya seneng cerita banyak. Tapi, apa iya yang baca juga suka baca cerita yang panjang dan hanya catatan sehari-hari?

Too much to tell. When i type the title, i start to think what i want to type... But suddenly, when i ready to type about something, i FORGET it! That's the climax...

Nah...sekian dulu bahasa Inggrisnya. Saya gak jago *krik krik

Too much to tell. Itu sering kejadian pas saya lagi pengen nulis banyak, pengen cerita banyak tentang apa yang saya pikirin, tentang apa yang pengen saya sampein, yang gak bisa saya ungkapkan ke orang-orang.

Too much to tell adalah saat di mana saya gak tau harus mengakhiri sebuah cerita. Saya baru sadar kalo ternyata saya suka untuk cerita. Setelah nonton KambingJantan... Di film itu ada bagian Bang Dika yang bilang, "...gue suka cerita. Dan gue pengen orang ketawa setelah baca cerita gue," (kurang lebih begitu). Ya, karena itu saya jadi baru nyadar...

Terlalu banyak yang mau dibahas. Dan semuanya saling terkait kalo untuk dipisahin satu-satu. Semua itu memiliki hubungan. Sangat susah kalo mau nulis pisah-pisah.

Mungkin too much to tell ini bisa sedikit menjelaskan kenapa di postingan yang sebelum-sebelumnya itu panjang-panjang... 
Kalo ada pertanyaan: Kenapa panjang sekali?
Saya akan jawab: Too much to tell...
Untuk mengakhiri sebuah kisah aja sulit. Gimana gak? Hidup terus berjalan, waktu terus berputar, air terus mengalir, angin terus berlalu...satu kisah hidup adalah terlalu banyak untuk diceritakan dalam satu wacana.

Too much to tell sepertinya akan kambuh. Saya akhiri saja...

Ohya, yang baca postingan, yang mana aja, tolong komentar kritik dan usulnya !!
I need your jugde, guys!
I believe that it can makes me be a better person on inspiring people...
So, c'mon post your comment in the box below ;) Thx *hug*

Comments