Mr. Cookies - Parking Lot

Pulang sekolah, Arisa memintaku menemaninya ke parkiran. Aku mengerjit heran, biasanya Arisa dijemput mamanya, lha sekarang kok ke parkiran?? Tumben yang mengherankan.

"Ngapain ke parkiran, Sa?" tanyaku.

"Aku pulang bareng Al," jawab Arisa malu-malu.

Nyess...!! Rasanya sesuatu yang sangat dingin menghantam dadaku sampai rasanya sesak. Aku tersenyum getir berusaha menyembunyikan apa yang ku rasakan. Mungkinkah semacam cemburu?

Sambil berjalan ke parkiran, Arisa bercerita cukup banyak tentang Al. Kebanyakan yang telah aku ketahui. Beberapa yang belum ku ketahui adalah Al sedang mengagumi seorang cewek. Dan itu adalah hal yang cukup  mengejutkan.

'Mengagumi seorang cewek'????

Rupanya selama ini aku salah menyimpulkan! Mendadak sesuatu yang sangat dingin yang tadi serasa menghantam dadaku kini telah meleleh menjadi sesuatu yang hangat dan mengalir di seluruh darahku.... Apakah ini?

"Katanya sih cewek itu temen TKnya dulu. Tapi aku juga gak ngerti deh sama Al. Ceritanya dia tuh aneh..." tambah Arisa di sela-sela ceritanya tentang Al.

"Lah, aku pikir Al deket sama kamu," mulutku membulat.

"Haha...masa iya sama sepupu sendiri, Dav? Konyol!" Arisa terbahak.

Aku hanya melongo. Kami tetap berjalan.

Ternyata Al sepupuan sama Arisa! What the....umm, aku speechless. Trus, apa maksudnya Al sampe ngajak Arisa jalan dan Arisea excited banget??? Ini kok jadi semacam....unpredictable ya...?

Sambil jalan ke parkiran, aku dan Arisa saling diam. Dia telah selesai bercerita dan mungkin saja menunggu ceritaku. Tapi tak ada cerita apapun yang ingin aku ceritakan. Aku....seperti memaki kekonyolanku atas segala hal yang sejauh ini hanya dapat aku pikirkan dengan penuh rasa gemas.

Dan akhirnya kita tiba di parkiran. Di suatu titik, entah bagaimana, aku bisa melihat Al dengan jelas tengah berdiri melambai ke arah Arisa yang sedang sibuk mencarinya.

Arisa sibuk mencarinya, sedangkan aku begitu mudah mendapatinya. Sesuatu~

"Di sana!" pekik Arisa setelah menemukan sosok Al lalu menarik tanganku mengikutinya.

"Ettt!!! Ngapain aku juga ikut nih??" aku menahan diri.

"Temenin sampe sana doang ih..." ujar Arisa manja.

Mau tak mau aku mengikuti Arisa.

Eh, radius antara Al dan aku makin dekat. Sesuatu yang aneh terjadi lagi! Terjadi di dalam dadaku! Terjadi pada lututku! Ini....sangat mulai tidak normal! Deg...deg...deg...degdegdegdegdeg...

"Oke, sampe sini cukup! Thanks, Dav!" seru Arisa ketika sudah berdiri di hadapan Al.

Aku hanya mampu membalas dengan senyum.

Sesuatu yang aneh lainnya adalah semakin dekat aku memperhatikan wajah Al, dadaku terasa sesak. Bukan, bukan sesak yang cemburu! Tapi....semacam sesak karena senang. Sangat senang. Karena sangat senang, rasanya aku tak mampu lama-lama menatap wajah Al. Sampai akhirnya aku hanya mampu menunduk dan berbalik dan berjalan menjauh dengan tak rela.

Dan rasa sesak itu hilang perlahan bagai semilir angin yang berlalu, tak rela.

Comments