Scramble Love

Kata orang, jatuh cinta berjuta rasanya. Betul! Dari yang cuman gedebuk pelan sampe yang gedebuk amat keras. Dari yang manis, lama-lama hambar, kayak permen karet. Dari yang jantung deg-degan setengah mampus sampe jantung akhirnya berdetak dengan normal. Dari yang tibatiba kesandung jadi jalan normal.

Jatuh cinta, kata Raditya Dika, bisa bikin cokelat rasa tahi, dan tahi rasa cokelat.

Jatuh cinta, bikin orang terhipnotis oleh apapun tentang dia. Sampe tanpa sadar kadang kita ngelakuin hal kecil karena dia, meskipun dia tidak menyadari, atau bahkan meminta.

Tapi...saking keasikan jatuh, sampe lupa bangkitnya gimana.Pas udah nyadar kalo bangkitnya susah, baru kerasa kalo jatuh cinta itu sakit. Kayak pesawat kertas yang diterbangin dengan ringan, trus jatuh perlahan tapi ngena. Rasanya ngenes.

Nah, saking jatuh cintanya, kadang sampe ke-blur antara beneran cinta ato cuman kagum. Jatuh cinta itu menipu, kadang-kadang.

Objek jatuh cinta adalah seseorang yang bisa bikin jantung berdisko, kaki gempa bumi, dan keringet banjir bandang. Seseorang yang bisa bikin gak tidur semaleman suntuk cuman buat mikirin dia, kangen dia, dan ngayal tentang dia dan kita. Seseorang yang mungkin tidak akan tau bahwa untuk saat itu hati kita terpenjara oleh dia. Seseorang yang bisa bikin mood sangat buruk langsung membaik, atau sebaliknya. Seseorang yang tanpa dia sadari, membuat kita melayang jauh, kemudian dijatuhkan dengan keras. Sakit.

Ketika jatuh cinta udah kayak permen karet yang habis manis, rasanya hambar, itulah saatnya menertawakan kekonyolan tingkah kita. Tapi setidaknya kita harus tersenyum bahagia karena pernah bahagia walau akhirnya tak seindah cerita dongeng. Dan yah, mungkin juga harus berterima kasih ke objek jatuh cinta itu karena berkat dia, kita pernah berusaha untuk mejadi lebih baik.

Omongan tentang jatuh cinta ini saya puter-puter aja ya kayak es puter, soalnya bingung kalo harus urut kompleks dan jelas. Karena cinta tak mudah untuk dirangkai secara urut, kompleks, dan jelas. Karena cinta adalah sesuatu yang sulit didefinisikan akibat terlalu banyak perspektif.

Perasaan jatuh cinta datang tak diundang, namun jug atak bisa ditolak. Tak bisa dipilih, tak bisa dihentikan begitu saja, tak bisa dipaksakan. Rasa itu mengalir...

Rasa cinta tumbuh perlahan. Awalnya tak begitu menganggu, seperti bayangan yang biasa berlalu. Namun semakin lama, ia akan menjelma menjadi sebuah dimensi utuh yang ingin ditindak, disambut, dan dibalas. Tak semudah datangnya, rasa itu sulit diungkapkan. Penuh dengan ketakutan. Tak semudah memendamnnya, rasa itu sulit disembunyikan. Ada mata yang selalu jujur untuk apapun. Maka jangan ragukan bagaimana mata memandang seseorang ketika bertatapan langsung.

Di setiap tatapan mata yang terlihat biasa, jangan acuhkan sesuatu yang mungkin tersirat. Mata tak pernah berbohong.

Ketika merasa tak sanggup ungkapkan dengan lidah, sampaikan melalui mata. Semudah itu cinta jika cukup keberanian.

Ketika tak yakin dengan cinta, tinggalkan cinta. Karena cinta pandai menipu, seperti fatamorgana di gurun pasir...

Ketika cinta di depan mata, dan muncul rasa takut untuk kehilangan, lepaskan perlahan jika tak sanggup tersakiti. Namun, dekaplah jika mampu. Perjuangan.

Ketika cinta pergi setelah diungkapkan, beri sedikit waktu untuk hati mengobati diri dan carilah cinta yang lain. Jika hati tak mampu berpaling, sabarlah menunggu. Jika cinta itu pasangan hati, maka ia akan datang di saat yang tepat.

Cinta itu rasa aman, nyaman, dan tak ingin jauh dari seseorang yang membuatmu jatuh. 





Regards, Amira Amalia ^^

Comments