Pemuda dengan Siluetnya

Hai!
Dari kejauhan ku lihat bayangmu.

Satu langkah...
Dua langkah...

Aku rasa ada yang salah.
Ya, ada yang salah dengan ritme jantung hati.
Mereka jadi tak beraturan.
Mendekatimu dua langkah saja bisa kacau.
Bagaimana jika ku mendekat beberapa langkah lagi?
Mungkin aku jadi gila.

Hai!
Dari samping dengan latar matahari senja...
kau terlihat mempesona.
Siluetmu begitu mendebarkan jiwa.
Ya, siluetmu itu sulit untuk dilupa.

Jika aku melangkah dan mendekat,
aroma musim semi semilir.
Dan ketika aku menjauh...
aroma itu mengikuti pikiranku.
Membuatku sulit lepaskan bayanganmu.

Dan seandainya senja tak pergi
Maka aku tak akan beranjak
Jika senja tak pergi, akankah kau hampiri aku?

Sebelum senja pergi, ada kejora.
Kejora pertanda malam.
Sebelum senja pergi, aku masih terdiam.
Bagiku, kau adalah kejora.

Untuk kau tahu,
Kejora adalah bintang yang paling terang sebelum larut.
Dan atas itu, ku jadikan kau kejora.
Karena bagiku, sekarang dan seterusnya...
aku ingin kaulah yang paling benderang.

Jika kejora di langit,
tidakkah jadi masalah jika
kau kejora di lubuk hati?

Hai!
Kau yang ku kisahkan,
Bagaimana kabar hatimu?
Buruk?
Coba dengarkan bisikan angin yang berlalu.
Percaya atau tidak,
tapi aku sudah menitipkan maaf dan rindu di sana.





---
Ya, ini tentang kau.

Comments