Trilogy Love (3) : [note]

Percaya pada cinta? Seberapa besar kepercayaan kalian pada cinta?

Percayakah pada pengorbanan demi cinta? Seberapa jauh pengorbanan yang telah kalian lakukan?

Percayakah pada usaha mempertahankan cinta? Sekarang, sebesar apa usaha kalian untuk mempertahankan apa yang kalian cinta?

Narasi.


Omong kosong kalo gak percaya cinta. Munafik kalo menolak ngomongin cinta. Siapa sih gak kenal yang namanya cinta?

Percaya gak percaya, sadar ato enggak, karena cinta kita bisa berubah. Demi cinta kita rela berkorban. Untuk cinta itu sendiri pasti bakal kita pertahankan.

Tapi... percaya nggak kalo misalnya meskipun cinta,, masih aja ada yang gak mau berkorban, mempertahankan, bahkan belajar?

Fact.

Masih aja ada orang yang nggak mau belajar untuk berubah demi orang lain yang dia cinta ato sayang. Katanya sayang, tapi kalo berubah aja gak mau, apa bisa dipercaya?

Percaya gak, meskipun sayang, rasa percaya itu kadang diganti sama ragu?
Kadang, mengalah juga salah. Yaa, salah-salah malah ngebiarin pihak satunya makin egois. Sama aja kan ngebiarin mereka gak mau belajar untuk bertoleransi dan berbagi untuk saling mengerti?

Tua banget rasanya ngomongin beginian, sumpah -____- zzzz

Tapi... kenapa sih ada aja orang yang ngakunya sayang tapi demi orang yang disayang ngalah sama diri sendiri aja nggak mau?

Trus lagi, kenapa ngatain orang lain egois kalo dirinya juga tanpa dia sadari masih egois? Nah lho....

Teman-teman tersayang, cinta itu telalu abstrak. Ibarat alam semesta, cinta itu luas. Ibarat alam semesta, gak bakal abis dibahas sampe kiamat pun. Kadang cinta itu ibarat dunia, fana. Tapi cinta juga ada kok yang nggak fana. Asal kita percaya dan mau belajar, cinta itu nggak fana.

Cinta, indah ato nggak, tetep bakal ngasi kenangan buat memori untuk kita ingat-ingat lagi. Kesalahan bisa jadi bahan untuk menjadi lebih baik ke depannya buat pelajaran. Keberhasilan, itu bonus atas kesabaran dan buah dari hasil kita belajar.

Kenangan yang indah rasanya pasti manis, tapi kalo terus-terusan manis apa nggak enek? Jadi, cinta itu kayak moccacino. Kadang manisnya coklat yang kerasa, kadang juga pahitnya kopi. Tapi, dengan begitu, kita jadi belajar bahwa dunia nggak seindah drama ato dongeng yang selalu happy ending.

Apa mengalah dan belajar dalam menyayangi itu sulit? Ya.

Bagaimana kita yang awalnya sendiri harus mengerti orang lain dan berbagi. Tapi apa sih yang nggak bisa kalo kita mau? Yang bilang nggak bisa itu bisa jadi dia nggak mau belajar, bukan nggak bisa. Right?

Selanjutnya, apa kabar rindu-rindu yang terkadang datang di saat yang tidak tepat kepada orang yang salah? Apa harus diabaikan ato ditanggapi? Nikmati saja selagi masih bisa merindu walau rindu itu terlarang. Tapi sebenarnya nggak ada yang namanya rindu terlarang, sebagaimana cinta, tidak pernah terlarang karena cinta itu universal dan dimengerti oleh semua orang. Hanya saja... nggak semua orang mengerti dengan padangan yang sama, beberapa orang mengerti dengan pandangan yang berbeda.

Teman-teman yang sedang belajar dengan cinta, adopsi ketulusannya. Jangan mengharapkan balasan jika nyatanya itu mustahil. Jangan mengeluh jika tak berhasil. Jangan salahkan cinta jika nyatanya dia hanyalah mimpi belaka, setidaknya mimpi itu indah. Ketulusan itu akan mengajarkan bahwa penyesalan itu dilarang karena cinta, meskipun salah, tidak pernah sia-sia.



Selamat sore, semuanya :D

Comments