Untuk Ibu

Maafkan setiap luka yang pernah tergores oleh kata-kata yang tak pantas untukmu, yang terlontar ringan dari lidahku yang belum tahu ajaran sopan santun dan etika.

Maafkan setiap kesabaran yang terbuang sia-sia hanya untuk menahan amarah akibat perilaku yang tak pantas kau terima dari sikapku yang belum mengenal hormat padamu.

Maafkan setiap malam yang kau habiskan hanya untuk meredam tangismu dalam hati yang tegar itu hanya karena tak ingin menyakiti hatiku dengan kata-kata yang sungguh tak akan ingin kau katakan.

Maafkan setiap cerca yang terlontar dari bibirku yang berat mengucap terima kasih atas semua yang kau lakukan sejak aku mengenal dunia.

Maafkan setiap tuntutan yang aku sodorkan di hadapanku sementara aku tak mengetahui, bahkan untuk ingin tahu saja tidak, bahwa kau memikul beban yang mungkin lebih berat daripada sebuah gunung, bahwa kau menahan runtuhnya air mata yang setara samudera, bahwa kau sedangn bertahan menyamai karang lautan yang dihempas ombak. Maafkan aku...

Maafkan aku yang terlalu keras menyikapimu, sementara kau selembut sutera menghadapiku.

Maafkan aku yang terlalu egois dalam memaksakan inginku, sementara inginmu terabaikan hanya karena kau mengalah.

Ibu, pantaskah aku meminta setelah begitu banyak yang berikan?

Ibu, pantaskah aku mengabaikan keinginanmu lagi setelah begitu banyak keinginanku yang kau kabulkan?

Ibu, aku tak mengetahui Tuhan menciptakan hatimu dari apa... Namun aku yakin, Tuhan telah menciptakannya dengan sempurna. Tuhan meniadakan batasan kesabaran pada hatimu. Tuhan menyediakan begitu banyak pembalut luka yang begitu ampun menyembuhkan setiap goresan yang ku torehkan. Tuhan menciptakannya begitu tegar, lebih kuat daripada karang di lautan.

Ibu, masih adakah sisa maafmu untukku?

Ibu, masih bersediakah kau selalu ada untuk keluhku setelah aku tak mengacuhkan keluhmu akan dunia?


Ibu, begitu lembut ku rasakan ketulusan doamu dalam setiap tutur yang kau ucapkan.

Mungkin kini aku menangis di sudut malam hingga fajar telah datang... tetapi aku belum mampu memaafkan diri yang terlalu banyak berbuat tak pantas padamu.
Sejujurnya, demi purnama yang benderang dengan indahnya, maaf itu tersimpan dalam hatiku. Kau percaya itu, Ibu? Hanya saja, aku bahkan tak punya sedikit, seukuran debu, pun keberanian untuk katakan sepatah kata maaf.

Ibu, seandainya aku tidak akan melihatmu di pagi membuka mata lagi esok, sudahkah aku mendapatkan maaf darimu? Aku takut jika belum, Ibu.

Ibu, seandainya aku tidak akan mendengar suaramu lagi ketika sunyi, akankah aku mendapatkan maaf darimu? Aku takut jika belum, Ibu.

Bismillahirrahmaanirrrahiim...

Sungguh Tuhan, jagalah ibuku. Dalam tidurnya kala malam, dalam setiap hembusan nafasnya, dalam setiap langkahnya, dalam setiap sedihnya berikan ia kebahagiaan segera, dalam setiap susahnya berikan kelapangan segera, dalam setiap dukanya datangkan suka segera.

Tuhan, hanya kepada-Mu yang Maha Agung nan Perkasa aku titipkan sosok malaikat yang kau kirimkan padaku untuk memeliharaku di dunia fana ini. Kepada-Mu tolong jagalah ia, ibuku, dari segala penyakit dan musibah. 

Tuhan, jadikanlah aku sebagai anak yang tak lagi berkata kasar kepada Ibu, tak lagi bersikap tak acuh padanya, tak lagi menyakiti hatinya.

Tuhan, jadikanlah aku sebagai anak yang mempu hadirkan senyum dalam setiap detiknya, berikan kebahagiaan padanya, dan selalu ada untuk keluhannya.

Tuhan, jagalah ia, Ibu, sampai aku bisa kabulkan setiap inginnya. Aamiin.

Comments

Post a Comment