Diary

Siapa yang nggak pernah nulis diary semasa SD? Umm... berarti masa SDnya kurang greget. Dulu saya nulis diary, meskipun nggak rutin tapi tetep ditulisin. Makin bertumbuh, nulis diary pun makin sepenting dan sesempatnya aja. Misalnya cuma nulis hal-hal yang bener-bener pengen diinget aja ato nulis hal-hal yang emang penting banget dalam perjalanan hidup *cieh

Sesuatu yang merubah kebiasaan nulis diary saya itu salah satunya ngeblog. Iya, ngeblog atau blogging. Di jaman yang serba teknologi, serba sosmed, serba update ini rasanya memang lebih kece kalo ngeblog (re: nulis diarynya pindah ke blog). Saya sempat terjebak dalam ngeblog ini. Malu juga kalo baca-baca postingan lama. Vulgar sekali rasanya mengumbar-umbar privasi di sosmed -_-

Kemarin adalah waktu di mana saya sadar bahwa kebiasaan lama itu harus dimunculkan kembali, atau lebih tepatnya dibiasakan lagi. Kenapa? Karena hidup ini cuma sekali dan setiap momen berarti itu terjadi cuma sekali juga. Ada saatnya satu momen tertentu itu menjadi begitu berarti, saking berartinya sampe nggak etis kalo diumbar-umbar di sosmed. Meskipun begitu, kita tetep pengen untuk mendokumentasikannya, mengabadikannya. Tuhan memang sudah memberikan otak yang luar biasa dengan kapasitas yang tak terhingga, tapi nggak semua momen indah bisa diputar-ulang secara maksimal. Maka dari itu, di sinilah sepertinya mengapa saya harus mengembalikan kebiasaan lama itu. Nulis diary.

Dulu, saya sempat baca kalo blog adalah diary dalam bentuk digital. Keprivasiannya sendiri bisa kita atur. Tapi menurut saya, sebagai manusia, wajar aja kalo kita ingin diperhatikan oleh orang lain. Apalagi setelah kita mengkespos sesuatu. Simpelnya, pengen dikepoin.

Setelah dipikir-pikir... makin ke sininya, makin meninggalkan masa-masa labil yang sedikit menyesatkan, sepertinya menulis sesuatu yang bersifat pribadi di blog itu seperti membuka buku diary kita di tengah keramaian. Makin ke sininya mikir semakin dewasa dan bijaksana *ehm. Jadi... saya pikir blog bukanlah tempat yang ideal untuk mengabadikan momen tertentu yang terjadi dalam hidup kita, terutama yang terlalu pribadi. Contohnya kencan pertama (hanya contoh). Kalo hal-hal yang sifatnya memang bisa dijadikan pengalaman yang bisa jadi pelajaran buat orang lain sih oke-oke aja (y).

Ya, memang ada aja sesuatu yang bikin kita mengubah lagi sebuah kebiasaan lama atau baru kita.

Now, I miss to write a diary because I want to freeze some moments in a mortal thing like diary. Yeah, it could be a time machine that brings you back to the past or remind you about how your future wanna be. Diary is a magic thing, I think. And I miss it from now!

Comments