As Sweet As Candy!

Teman. Satu kata yang mungkin banyak macam definisinya. Ada teman yang baik, kurang baik, tidak baik. Teman pun banyak sekali macamnya. Teman itu (menurut saya) adalah pribadi seseorang yang cocok atau tidak dengan pribadi kita sendiri. Tingkat kecocokan pribadi kita dengan seseorang menunjukkan sebagaimana dekat kita dengan seseorang yang kita sebut dengan teman.

Teman gampang dicari, begitu kata banyak orang. Tapi menurut saya, tidak sembarang kenal orang bisa kita jadikan seorang teman. Teman itu lebih daripada sekedar mengenal seseorang. Teman itu adalah seseorang yang bisa kita andalkan, percaya, dan membuat kita nyaman.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kecocokan, yaitu antara lain tiga hal tersebut merupakan indikasi dari status teman itu sendiri. Semakin cocok kita dengan seseorang, maka semakin berarti seorang teman bagi kita. Terlihat sepele mungkin, tapi menurut saya itu cukup besar artinya. Artinya, tidak sembarang orang bisa menjadi teman.

Teman. Kadang ada teman yang sudah kita anggap sebagai saudara sendiri saking kita merasa cocok dengannya. Di bawah itu ada sahabat. Menurut saya antara sahabat atau teman yang sudah dianggap saudara itu beda tipis, sekatnya tipis sekali, seperti sekat antara cinta dan benci (eh).

Kembali lagi, kecocokan kita dengan seseorang itu bukan hanya sebatas kecocokan itu saja. Waktu, inilah yang menjadi saksi bisu proses pencocokan pribadi kita dengan pribadi seseorang. Ada yang cukup membutuhkan sedikit waktu, dan sebaliknya pun ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Selama waktu tersebut merupakan sebuah proses. Bagaimana pun prosesnya, berhasil tidaknya proses itu, semua tergantung dari pribadi kita, apakah cocok atau tidak dengan pribadi seorang calon teman.

Ada, seorang yang memaksa dirinya untuk menganggap seseorang lain sebagai teman. Namun ada pula seorang yang setelah sekuat apapun berusaha mencoba untuk menyematkan predikat 'teman' pada orang lain, kita hanya sebatas mencoba dan tidak berhasil pada akhirnya.

Teman, bukan hanya sebatas orang yang kita kenal. Bukan pula sebatas pula orang yang mengenal kita. Tidak gampang untuk menyematkan predikat ' teman' pada seseorang. Karena sering kali, seorang yang sudah kita anggap sebagai seorang teman malah tidak seperti yang kita harapkan. Jadi, bagaimana seharusnya teman itu? Apakah dia harus selalu sesuai dengan apa yang kita pikirkan? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena setiap orang memiliki pribadi yang berbeda, dan tentu pola pikir serta ekspektasi yang berbeda pula.

Teman, seseorang yang cocok dengan pribadi kita, bukan seseorang yang harus sesuai dengan ekspektasi atau harapan kita.

Teman, dalam pandangan saya, bukan seorang yang mudah ditemukan. Selain karena saya orangnya susah cocok dengan orang baru, saya juga sulit menaruh kepercayaan pada orang lain. Jadi, teman-teman saya yang saya punya sekarang ini adalah orang-orang istimewa di mata saya.

Sahabat. Ini dia yang kata orang paling sulit dicari. Katanya, "seribu musuh gampang dicari, tapi satu sahabat begitu sulit dicari". Segimana sulitnya sih sampe perbandingannya seribu? Menurut saya ini tergantung dari masing-masing orang.

Ada, orang-orang yang gampang mengklaim seorang lain sebagai sahabatnya. Sebaliknya, ada pun orang-orang yang begitu susah mengklaim seorang lain sebagai sahabatnya. Namun demikian, ada juga orang yang dengan mudahnya menghapus predikat 'sahabat' dari seseorang. Orang-orang yang bertolak belakang dengan orang seperti itu biasanya memang benar-benar serius dalam menyeleksi sosok sahabat yang dicari.

Di sini, sahabat, menurut saya adalah mereka. Ya, mereka yang kira-kira tiga tahun lallu adalah orang-orang baru dalam hidup saya. Seiring berjalannya waktu, seiring berbagai proses yang kita lalui, akhirnya mereka telah memenuhi kriteria yang saya butuhkan. Entah bagaimana caranya.

Mereka yang awalnya orang-orang asing. Kemudian menjadi teman sekelas. Berlanjut teman dekat, teman sekelompok, lalu teman main. Proses yang sederhana, dalam waktu yang relatif tidak singkat. Begitu saja, mereka sekarang menjadi orang-orang yang berpredikat sebagai sahabat.

Sahabat ini memang luar biasa. Mulus-busuknya kita, mereka bisa tahu. Batasan-batasan kesabaran kita, mereka bisa sadar. Baik-buruknya kita, mereka bisa menerima. Dan masalah ejek-mengejek, sudah menjadi bumbu dalam hari-hari kita. (uuuuw alaynya mulai terdeteksi)

Persahabatan, bagaimana pun dilihat orang di luar lingkaran itu, selalu terasa manis bagi kita yang berada dalam lingkupnya. Semanis permen yang tidak akan pernah habis.

There's always been something as sweet as candy. It is called by FRIENDSHIP.

Terima kasih untuk persahabatan kita yang masih terasa manis, teman-teman, Djambans, CLARITY, kalian! <3

Comments

Post a Comment