Trust in Life (2)


no one can be trusted.
often did you put your trust to wrong person.

Kadang nggak setiap saat orang lain bisa ngerti apa yang ada dalam pikiran kita. Kita pun begitu, nggak bisa setiap saat ngerti apa yang ada dalam pikiran orang lain. 

Kadang di saat kita ingin menjadi seorang pendengar yang baik, tanpa sepengatahuan kita orang yang kita pikir ingin didengar sedang menunggu kita untuk mengungkapkan satu hal yang sebenarnya akan kita ungkapkan nanti setelah menjadi pendengar.

Orang ke-tiga memang tidak selalu buruk, namun sering kali sebaliknya. Bisa jadi memang orang ke-tiga memang mempunyai niat yang baik, tapi sebenarnya dia salah dalam menempatkan diri dan memilih waktu. Pada akhirnya orang ke-tiga tetap menjadi buruk.

Sederhana saja kadang-kadang. Cukup menjadi pihak yang tidak memihak, mendengarkan dari kedua pihak, kemudian tidak ikut ambil andil di antara kedua pihak. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkan orang lain, bukan? Tidak selalu. Terkadang kita sering terlalu sok tahu, padahal kita tidak tahu apa-apa. Bisa jadi itu karena kita merasa tahu, hingga kemudian kita mengambil langkah yang menurut kita tepat, namun nyatanya salah.

Kita memang tidak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain pikirkan. Di saat kita memaksakan diri untuk peduli, muncul berbagai gagasan dalam kepala kita yang kemudian kita jadikan sebagai acuan untuk menentukan langkah selanjutnya. Gegabah.

Jangan masuki area dua orang yang sedang terlibat sesuatu. Kita tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka, pun apa yang sedang terjadi pada salah satu di antara mereka. Jika ingin membantu, coba terlebih dahulu untuk membaca situasi baru setelah itu tentukan apa yang akan dilakukan.

Seperti menyalip kendaraan di jalan raya, jika kita tidak cermat memerhatikan laju kendaraan lain, maka kecelakaan akan terjadi.

-
Ketika saya pikir ada satu-dua orang yang bisa saya percaya, maka apa yang saya pikirkan itu salah. Memang sulit bagi saya untuk mempercayai orang lain. Bagi saya, ya, memang sulit. Mungkin terlalu mudah tersugesti oleh opini sendiri, tapi apa yang saya lihat membuat saya bisa berpendapat demikian. Betapa sulitnya mempercayai orang lain, meski untuk hal-hal yang sangat kecil sekalipun.

Saya memang cukup keras kepala, tidak mau disalahkan begitu saja karena saya tau apa yang saya lakukan, saya tau konsekuensinya, dan saya sudah menyusunnya agar tidak menimbulkan salah paham. Tapi saya tidak pernah tau bagaimana orang lain berpikir, bagaimana keadaan seseorang tepatnya, dan saya pun tidak pernah tau bahkan orang yang cukup saya percaya ternyata bisa langsung ikut campur tanpa mencermati situasi terlebih dahulu. Akhirnya? Kesalahan berawal dari saya sendiri.

Mungkin bukan hanya saya yang sulit mempercayai orang lain, namun jika demikian... maka orang tersebut haruslah bisa menaruh harga untuk sebuah kepercayaan pada posisi yang tertinggi, bukan? Tapi apalah saya, seorang manusia biasa, tidak pernah bisa menerka dengan tepat apa yang sedang atau akan dipikirkan oleh yang lainnya.

just face it 'cause you're strong enough to get through it.

Comments