Minggu Tegang: Kejar Setoran

Di hari-hari minggu tenang mahasiswa lain, saya malah berkutat dengan sederet tugas akhir dengan deadline yang berentetan pula. Bukannya minggu tenang, malah minggu tegang yang saya dan teman-teman harus habiskan. Luar biasa! Kuliah jadi kejar setoran karena banyak libur mendadak (dosen yang tidak masuk, libur nasional, atau libur karena suatu hal tertentu).

Malam kemarin, saking merasa frustasinya dengan tugas-tugas yang dengan sabar mengantri untuk dijamah, saya membuka beberapa jendela sekaligus. Yang satu jendela PDF untuk menghabiskan bacaan Extensive Reading I, yang lain Ms. Word untuk membuat draft essay Academic Writing, jendela Wordpad mengenai ringkasan bacaan saya, dan jendela Wordpad untuk draft tugas ESP.

Sementara malam Minggu bisa digunakan untuk menghabiskan episode drama Korea, alih-alih itu saya malah ngebut menamatkan bacaan Reading dan mulai menjamah tugas-tugas yang sejak kemarin saya berusaha abaikan demi fokus pada Reading. Akhirnya, untuk melemaskan otak yang tegang, saya malah mengetik draft postingan blog. Masih, saya masih berkeyakinan bahwa dengan menuliskan apa yang menjadi pemikiran-pemikiran tentang kehidupan yang penuh di dalam kepala berarti mengeluarkan mereka dan memberi sedikit ruang bagi otak saya untuk kembali pada jalurnya, yaitu fokus pada tugas.

Setelah beberapa menit berusaha fokus pada jendela-jendela tadi, saya memutuskan untuk menyeduh secangkir white coffee untuk membangkitkan mood. Selalu, secangkir kopi malah selalu membangkitkan mood menulis saya. Menyinggung soal menulis, di saat kesibukan sedang penuh, di saat itu pulalah banyak ide bagus untuk ditulis bermunculan. Tapi saya harus bisa menahan diri untuk tidak mengerjakan hal yang sangat menyenangkan itu. Saya harus menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, itu prinsip saya untuk minggu ini. Saya harus mengingatkan diri saya untuk tetap bersabar hingga masa liburan tiba. Di saat itu, tidak akan ada lagi tugas akhir atau jadwal ujian yang membuntuti saya, dan yang terpenting adalah saya bisa bebas untuk menuangkan apa sudah mulai mengendap dalam kepala saya.

Di minggu tegang seperti minggu ini, organisasi yang saya ikuti mengadakan Rapat Umum. Berkenaan dengan banyaknya tugas dengan deadline yang menuntut untuk segera diselesaikan, maka saya pun dengan agak enggan terpaksa tidak hadir dalam Rapum itu. Ada perasaan tak enak yang muncul, tapi apa daya, saya harus menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Waktu yang saya gunakan untuk menghadiri Rapum bisa jadi waktu yang sangat berharga yang bisa saya gunakan untuk menyicil tugas, begitu pikiran saya. Lagipula, pekerjaan rumah yang dibagi-bagi dengan adik saya tidak bisa saya lepaskan atau serahkan padanya begitu saja, bukan? Ah, kini 24 jam tak terasa begitu lama lagi, kan....

Menyeruput kopi adalah salah satu hal yang sangat bisa dinikmati. Terlebih ketika kopinya masih panas dan belum hangat! Ah...kadang bahagia itu memang sangat sederhana!

Memikirkan kata-kata ibu, "Awas nanti gak bisa tidur abis minum kopi!", malah membuat saya berpikir, ah, tak apa tak bisa tidur, toh tugas pun masih banyak. Untuk tidur lelap dan cukup bisa ditunda sampai waktu liburan tiba saja, ya!

Rasanya saya sanggup untuk menenggak dua cangkir kopi untuk malam ini!

Comments

Post a Comment