Big Decision.

Setahun ini terasa hectic sekali. Awalnya biasa saja, lama-lama ya kerasa. Oke, poinnya: ketika hal yang kamu cintai dan kamu nikmati tidak lagi terasa nyaman, mungkin kamu harus pindah. Pindah di sini konteksnya bukan mencintai hal lain, ya. Jadi, ini bahas kerjaan. Ketika yang dikerjakan adalah hal yang kamu suka, kemudian kamu merasa tidak nyaman, yakinlah itu bukan karena kamu salah mengerjakan hal itu. Tapi bisa jadi itu terjadi jarena faktor eksternal, lingkungan kerja atau atasan, misalnya.

Sejujurnya, saya tidak suka menyebut orang lain –atasan– sebagai bos atas diri saya, karena saya meyakini bahwa Im the boss of myself. Wa hahahahaha =D

Intinya prolognya begitu.

Setelah setahun bergelut dalam pekerjaan ini di tempat yang sama dengan “atasan” yang sama, saya merasa sudah saatnya pindah. Kenapa? Karena ya itu tadi, kalimat yang diketik tebal di atas. Saya tentu sayang meninggalkan siswa-siswa saya, tapi sudah tidak nyaman lagi. Harus ada sebuah keputusan besar yang diambil.

Pada awalnya tentu ada perasaan takut, kalo resign nanti kerja apa? Kemudian ingat bahwa ada Tuhan. Tuhan tidak akan menelantarkan hambaNya. Kenapa takut? Toh saya juga punya hal yang ingin saya lakukan dan saat ini saya tidak punya cukup waktu kalau tidak mengorbankan satu kegiatan yang paling massive, at least mengurangi kegiatan-lah..

Indikator atas keputusan besar ini adalah masa libur. Dan siang tadi saya mendapat kabar kalau liburnya kurang dari syarat minimum yang saya tentukan sebagai bahan pertimbangan. Hiks.

Sudah kedung sayang sama siswa, dan ga tega memikirkan mereka akan sama siapa kalau saya resign…

It becomes one of many big decision I should make. Kembali saya melihat future plan saya, ada satu hal besar yang sempat tertunda dan tidak boleh ditunda lagi, rasanya. Hal itu yang menjadi salah satu bahan pertimbangan yang cukup berat. Selain mencari pekerjaan yang “pantas”, saya masih ingin melanjutkan pendidikan formal dan tentu itu membutuhkan berbagai persiapan yang sudah harus saya siapkan lagi.

Meski banyak hal yang sayang untuk dilepas, tapi harus berani, kan, yaa…


Comments