Catatan Malam Ini

Pekan ini, sejak Senin lalu (14/7), saya merasa seperti hendak meninggalkan siswa-siswa di bimbel. Saya pun lantas mulai memaksakan diri untuk berswafoto dengan mereka, satu per satu, mana yang bisa ajak untuk berswafoto. Tentu usai belajar. Tiba-tiba ada rasa hangat yang menjalari tubuh yang membuat saya mendadak melankoli, membayangkan tidak bertemu mereka lagi, tidak belajar bersama mereka lagi, tidak mengisengi mereka ketika belajar, tidak mendengar cerita-cerita mereka, tidak lagi mendengar pengaduan mereka, ah… banyak sekali.
Pada Selasa, usai menuntaskan pekerjaan rumah, saya mengecek ponsel dan mendapati WhatsApp dari kepala sekolah Rinjani Indah School, sekolah di mana kakak tingkat saya bekerja saat ini, dan beberapa waktu lalu ia menawarkan saya untuk mengirimkan CV karena sekolah tersebut sedang butuh teacher assistant. Saya yang waktu itu merasa putus asa efek dari introvert hangover, menggebrak diri dengan (ya sudah) mengirimkan CV.
Pada pagi Selasa itu saya sempat memikirkan perihal itu, eh tak taunya dikontak.
Kalau dapat pekerjaan tersebut, tentu akan menjadi pengalaman pertama saya tinggal jauh dari rumah karena lokasinya jauh dari rumah. Ngekost adalah pilihan yang paling mungkin. Setelah banyak pertimbangan sana-sini soal ini-itu, akhirnya saya serahkan pada Tuhan, apapun yang terbaik bagi saya.
Kembali teringat pada bocah-bocah siswa… Rasanya makin hari saya semakin rindu sama mereka, padahal sedang bersua. Saya bayangkan bahwa saya merasakan kehangatan bersama mereka, saat mereka sedang good mood untuk belajar, maupun saat mereka merajuk atau kurang semangat. Saya kemudian mendadak rindu mereka merengek mau belajar ini, mau main itu, atau mau mewarnai.
Wah! Rasanya sudah mau pisah, padahal belum tentu. Ternyata saya cinta mereka, hiks.
Kalo kata K, saya orangnya mudah pake hati.
Selanjutnya adalah berita sentimental bagi saya, yaitu kabar gembira seorang teman SMA akan menikah. Tentu bahagia mendengarnya. Yah, bagian sentimentalnya adalah… saya menjadi melankoli lagi.
Pada Senin lalu, saya ingat siswa terakhir saya di hari itu tiba-tiba membahas ingin punya keponakan tapi kakak laki-lakinya belum mau menikah, lalu menanyakan usia saya, lalu menyuruh saya untuk segera menikah. Hahaha. Haduuuuh… semoga saya tidak lupa minta dia mendoakan agar segera, he he.
Oke, ke berita sentimental. Setelah menerima undangan yang ia kirim di grup kelas SMA, saya langsung menghubungi sobat saya. Saya tahu dia akan bekerja pada hari resepsi, dengan sedikit putus asa saya pun mendesak dia, merengek pula: kalo bukan sama kamu, sama siapa aku pergi? Konyolnya, wkwk. Tapi begitulah. Syukurnya dia bersedia untuk izin pergi kondangan. Aman.
Eits, belum usai. Di perjalanan pulang, saya berdoa supaya ditenangkan dari baper saat pergi ke kondangan temen, ditenangkan dari baper saat melihat pasangan-pasangan halal bersama di jalan, bergandengan di mall, atau suap-suapan di tempat makan. Fu fu fu ~
Sangat pasti saya ingin menghubungi K, memberitakan acara teman saya, tapi pada saat yang sama (dan hampir selalu begitu) saya tahu pada hari itu ia akan bekerja, dan hampir tidak mungkin saya dating dengan dia yang super sibuk itu. Belum lagi pada Sabtunya ia akan mengusahakan menemani saya menghadiri wawancara ke Rinjani Indah School (RIS). Semoga saja yang terjadi adalah kemungkinan terbaik. Aamiin.
Masih di perjalanan pulang, saya bernyanyi asal-asalan, tapi kemudian muncul sebait yang indah dan membuat saya salah tingkah sendiri, malu pada Tuhan atas doa yang saya rasa kekanakan, tapi itu sebuah doa yang jujur. Bahkan pada Tuhan pun saya malu-malu meminta hal sekelas soal asmara… Begini baitnya:
Tuhan, dekatkanlah ia yang akan menjadi pendamping hidupku…
Tuhan, mudahkanlah ia yang sedang berusaha menjadikanku pendamping hidupnya…
Aamiin.
Oh! Kembali pada pekerjaan, saya sedang memikirkan bagaimana caranya bilang ke coordinator soal kemungkinan saya akan resign kalau saya diterima di RIS. Bimbel sedang ramai-ramainya dengan siswa Calistung dan privat. Jadwal saya mudali dipadati… Bismillah. Semoga yang terjadi adalah yang sebaiknya jadi yang terbaik. Aamiin.
Cukuplah tulisan yang loncat-loncat ini sampai di sini. Unduhan Konser Ed Sheeran dari YouTube sungguh nikmat mengiringi cerita yang saya ketik malam ini, menunggu K mengabari atau sampai dia bisa rehat dan kita berbincang sejenak. Ada rindu, candu, dan sayangnya ragu.
Sekian.

Comments