Pelukan Kecil yang Singkat




Ini sebuah catatan singkat saja. Yah, semoga.
Cerita tentang bagaimana akhirnya saya menemukan kekuatan saat saya merasa hampir tidak sanggup menyelesaikan sisa jadwal di penghujung hari.

Selasa kemarin (07/08/2019) jadwal begitu padat, mepet. Hanya jeda 90 menit saja, sisanya pararel. Dua di awal adalah program Calistung. Kemudian privat SMP. Ditutup dengan kelas Reguler.

Memikirkannya sudah luar biasa membuat hampir drop dan sulit fokus. Hari kemarin pun kurang baik pada mulanya. Namun, pada jadwal selanjutnya, pukul 13.30, seorang siswa, dulu ketika masih kelas 1 belajar dengan saya, sekarang dia sudah kelas 2, namanya Edrick, masih menunggu jam belajarnya dimulai, bermain di kelas Calistung. Sayang betul sama anak ini karena sifatnya yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, pembawaannya pun selalu hangat. Selalu, kalau dia kebetulan mampir di kelas, saya peluk dia, he he he. Dan dia oke-oke saja, kecuali kalau diminta foto bareng, wkwk.

Kemarin itu, seperti biasa, dia menghampiri dan saya rangkul sambal menunggui siswa kecil selesai menebalkan garis. Sembari bertanya-tanya soal yang sudah dipelajarinya dengan tutor baru, menyandarkan kepala di bahu kecilnya cukup menenangkan juga. Sebagai anak laki-laki, dia punya energi berlebih yang membuat dia tidak bisa diam begitu saja berlama-lama, jadilah kemudian dia kabur. Tidak apa-apa, cukup.

Usai dengan privat SMP, tanpa jeda, saya harus lanjut naik ke kelas atas, mengampu kelas Reguler 3 SD. Melihat sosok bocah imut yang memang masih imut juga walau sudah tidak menjadi yang termuda, saya tergelitik untuk memeluk dia, mengisi kembali energi yang mulai melemah. Mencuri cium pipinya yang gembul. Lalu, sudah. Saya harus segera naik.

Singkat saja, pelukan-pelukan kecil tersebut ternyata pengaruhnya luar biasa bagi tutor yang sudah lelah macam saya, ha ha ha. Lengan mungil, tubuh mungil, pipi gembul, pundak kecil, dan energi positif mereka betul-betul bisa terpancar. Terima kasih kepada siswa-siswa kecil saya, kalian media penyambung energi saya ketika jadwal padat merayap yang kalau saya pikirkan, rasanya saya tidak bakal sanggup.

Comments