Day 148 of 365

 Recap April-Mei

Menjelang akhir Mei, saya baru menyadari bahwa sudah ada banyak penundaan untuk mengetik tentang kehidupan.

Bulan April berlalu dengan menyenangkan. Sebuah pencapaian bahwa saya bisa melatih diri untuk terus berpikir positif dan berfokus pada masa depan. Berusaha untuk terus optimis terhadap mimpi-mimpi saya. Hal lainnya adalah saya berhasil merasakan kembali sensasi punya harapan dan impian yang begitu membuat semangat! Agak sulit dipercaya bahwa saya akhirnya bisa kembali pada trek yang seharusnya; memandang hidup sebagai sebuah kesempatan besar dan terhampar pintu-pintu yang boleh dimasuki sesuai mimpi.

Bertemu dengan suasana yang benar-benar berbeda dari yang dibayangkan sebelumnya, dalam artian baik, tentu sangat melegakan dan menyenangkan. Serasa semesta ini serta merta mendukung tekad untuk menjadi pribadi yang lebih positif! Thanks God.

April, bertepatan dengan bulan Ramadhan, menjadi momen ganda. Momen di mana saya akan bertambah usia—berkurang umur. Pertambahan usia tentu diiringi dengan harapan untuk tumbuh menjadi lebih dewasa dan bijaksana. Momen tersebut terasa begitu… berbeda dari yang sebelum-sebelumnya karena bertepatan dengan Ramadhan, saya jadi merasa seperti mendapat kesempatan lebih untuk berkontemplasi dan memusatkan pikiran pada kesehatan mental diri.

Tidak bisa dipungkiri, bulan sebelumnya keadaan mental saya babak belur. Dengan penuh tekad karena sudah lelah sekali, maka saya sangat bersyukur pada bulan April berkesempatan untuk ‘memulihkan’ ke-babak belur-an yang terjadi.

Bulan April kehidupan terasa… luar biasa fulfilling secara mental; ada kebahagiaan yang saya rasakan karena membahagiakan orang lain, dan hal itu seperti menyebabkan efek domino. Saya menikmati itu dengan sepenuh jiwa. Seolah hal itu adalah obat bagi jiwa yang babak belur. April saya penuh dengan rasa syukur atas hal-hal kecil yang ternyata berlimpah-ruah!

April menjelang Mei, peralihan bulan, saya hampir selalu mengalami perasaan melankoli pada saat-saat pergantian. Tapi saat ini, saya agak sulit mengingatnya. Jadi, saya hanya akan menceritakan secara garis besarnya saja, ya. Saya sudah kembali #journaling sehingga catatan harian, ya, ditulis di buku catatan—berisi detil harian, tentu saja.

Ramadhan berakhir, Syawal mengahmpiri.

Syawal merupakan salah satu bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Tentu saja undangan-undangan pernikahan jadi banyak. Namun, satu undangan yang membuat saya merasa kembali ke titik nol adalah undangan dari salah satu teman dekat. Undangan itu, bagi saya, tiba-tiba sekali. Sebagai orang yang, apa sebutannya, ya, pokoknya sulit menghadapi hal yang tiba-tiba, tentu ambyar. Entah bagaimana.

Saat itu saya merasa baru saja pulih dari perasaan ambyar atas pernikahan sahabat sebelumnya, tau-tau dihajar lagi. Hahaha~ terkekeh sambil mengalir air mata. Saya tidak habis pikir kenapa hal sekonyol itu harus saya alami. Dengan tekad kuat, saya tidak ingin berlarut-larut. Cukup semalam saja. Syukurnya saya dikelilingi orang-orang yang sangat suportif sehingga saya berhasil hanya babak belur dalam semalam, kembali ke trek yang seharusnya: untuk tidak berfokus pada jalan hidup orang lain dan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain—saya hanya perlu untuk berfokus pada perjalanan saya.

Saya pun menghadiri pernikahannya dengan perasaan ringan dan turut berbahagia 😊 Tentu saja harapan untuk kebahagiaan mereka mengalir.

Saat kembali ke titik nol, saya menyadari betapa nikmatnya merasa optimis dan terus berpikir positif terhadap hal-hal tentang masa depan. Seperti selalu ada harapan yang tumbuh meski hari tidak selalu berjalan sesuai keinginan. Betapa beruntungnya saya karena seorang sahabat kembali dikirimkan Tuhan untuk hadir dalam hidup saya, sehingga saya tidak merasa se-kesepian sebelumnya karena ditinggal menikah, ehehehehe~

Tuhan memang selalu mengetahui.

Tuhan juga selalu tepat waktu.

Sudah banyak bukti, jadi… saya hanya perlu mempercayakan semua hal tentang kehidupan ini kepada penciptaNya.

Ketika saya merasa butuh untuk bertumbuh dan mengembangkan diri, Tuhan mengirim orang untuk menyampaikan kesempatan tersebut. Tanpa berpikir terlalu lama, yah, karena kebetulan saya sedang memikirkan suatu hal baru untuk dilakukan dan dicoba dalam rangka belajar hal baru, saya iyakan saja dulu. Urusan lainnya saya urus setelah itu.

Tentang ini, saya rasa sebaiknya saya tuliskan nanti saja sekalian. Sekarang cukup sampai sini. Semoga hidup semakin penuh semangat dan mimpi akan terus membayangi sehingga menjadi bahan bakar untuk pantang menyerah! Juni akan datang sebentar lagi…

Comments