Day 219 of 365

 catatan hari minggu

rasa pusing atau sakit kepala dengan sensasi kepala terbebat kuat ini muncul sejak kemarin. tidak tau oleh sebab apa, tapi kalau dipaksakan sebuah alasan, bisa jadi karena terlalu banyak pikiran namun tidurnya kurang cukup.

pikiran apa? tentu sebagian — atau bahkan seluruhnya — merupakan pikiran terhadap yang tidak seharusnya dipikirkan saja. misal, tentang masa depan atau bahkan tentang orang-orang yang omongannya tidak perlu dipikirkan.

akhir-akhir ini saya sedang rajin melanjutkan membaca buku Filosofi Teras. yah, sepertinya saya memang perlu untuk lebih mengontrol hal-hal yang bisa saya kontrol dan melepaskan hal-hal yang memang tidak bisa saya kontrol. 

sejak baca buku itu, saya jadi lebih banyak melakukan refleksi diri yang kemudian membuat saya sadar bahwa ternyata saya banyak melakukan kekeliruan. kekeliruan-kekeliruan yang membuat saya kewalahan sendiri. kekeliruan yang hanya menelurkan masalah yang sebenarnya tidak perlu hadir. dengan kata lain, saya hanya cari masalah sendiri.

setelah lelah mental usai ambil kerjaan jauh dari rumah dan menginap jauh dari rumah, saya harus langsung kembali ke rutinitas yang sibuk. tidak apa-apa, saya tidak keberatan, karena itu artinya saya tidak punya waktu untuk meratapi masalah-masalah semu yang sebenarnya tidak ada. 

sebagai manusia yang butuh waktu lebih untuk memproses hal-hal dan juga butuh waktu lebih untuk bisa lompat dari satu tempat ke tempat lain, tentu bukan hal yang mudah. di satu sisi saya bersyukur, di satu sisi memang ada rasa kewalahan. tapi semua baik-baik saja karena saya masih bisa bertemu K di akhir hari.

kembali ke Filosofi Teras, beberapa kesalahan yang saya lakukan ialah:

  • terlalu mengambil pusing atas omongan dan tidakan orang lain terhadap diri saya
  • menanggapi komentar orang lain dengan emosi dan tanpa berpikir panjang
  • keliru dalam mengontrol hal-hal yang di luar jangkauan — yang seharusnya tidak perlu dikontrol sama sekali

salah besar saya ngomel-ngomel di dunia maya, tapi kalau dipikir-pikir… saya hanya mengutarakan kekesalan yang saya pendam tanpa tahu harus mengomel pada siapa terhadap hal itu. tapi pada akhirnya, di pihak tersebut menanggapi dengan lebih menyebalkan dari yang saya duga. lalu, saya hampir terpancing emosi dengan membalas dengan penuh kekesalan.

setelah membaca lagi Filosofi Teras, saya mengurungkan niatan untuk berkata pedas. saya alihkan ke hal-hal yang memang ingin saya katakan, hal yang membuat saya bahagia dan bersyukur, dan hal lain yang lain daripada hal yang menyebalkan.

rupanya buku Filosofi Teras ini bagus sekali karena isinya betul-betul penuh dengan usaha “menjinakkan” diri saya.

aneh tapi sering terjadi bahwa saya membaca buku tertentu di saat yang tepat. yah, di saat yang tepat ketika saya merasa butuh ‘arahan’ atau ‘penjelasan’ atas hal yang membuat saya bingung atau kepikiran.

buku yang belum selesai saya baca karena saya merasa terlalu monoton dan terlalu 'mendikte', tapi pada akhirnya... ketika saya kehabisan minat untuk membaca buku lain yang juga belum tamat, lagipula belum ada buku baru, saya kembali melanjutkan Filosofi Teras. enggan melanjutkan dari tempat terakhir saya baca, saya pun lompat ke beberapa halaman berikutnya dan langsung merasa reconnected.

begitulah sampai akhirnya saya sedang dengan tekun menyisihkan waktu untuk membaca dan meresapi ilmu Filosofi Teras (y)

sepertinya saya sudah tiba pada bab-bab akhir... dan hal-hal yang sangat perlu saya benahi ialah:

  • belajar kendalikan hal-hal yang memang dalam kendali
  • belajar untuk tidak menggubris hal-hal di luar kendali
  • fokus pada potensi yang ada dalam diri
  • fokus untuk merencanakan mimpi dengan matang
  • fokus untuk melangkah maju dengan tujuan mewujudkan mimpi
  • berfokus pada lingkungan dan orang-orang yang membangun
sekian uneg-uneg di hari Minggu yang menyenangkan ini!

Comments