Day 281 of 365

 September has just ended, but I'm still awake

Hari ini tanggal merah di kalender. Bimbel akhirnya mulai waras dengan meliburkan kegiatan belajar. Di satu sisi tentu menyenangkan karena energi saya sudah rendah sekali. Di sisi lain, agak hampa. Tapi tidak apa-apa, saya tidak keberatan, he-he-he.

Kini sudah masuk bulan Oktober. 2 bulan lagi masuk tahun baru. Waaah... rasanya gebuk-gebukan mental ini belum selesai juga. Selalu naik, lalu turun... siklus emosi dan energi. Setelah badai yang dahsyat, selalu ada hari cerah yang sejuk dan tenang. Bergulir terus seperti itu :)

Pekan terakhir September kemarin saya betul-betul kembali merasa lelah sekali--secara mental. Entah kenapa... Energi untuk mengajar pun terganggu. Puncaknya, saya menangis kejer karena merasa keadaan sekitar yang terlalu hectic. Saat itu pula, saya merasa takut akan keramaian dan seketika merasa panik mendengar suara orang banyak. 

Tak lama kemudian, K muncul. Kemunculannya tentu mampu meredam segala perasaan panik yang berkecamuk dalam diri saya. Setelah itu, kami berkeliling sebentar sampai saya merasa lebih tenang. Lega.

Saya belum pernah bisa menjelaskan dengan jelas akan alasan saya tiba-tiba menangis seperti itu. Hal yang seperti itu bukan terjadi satu-dua kali. Saya mulai menerimanya ketika saya menyadari hal itu memang sudah termasuk dalam siklus mental saya. Sejak saat itu, saya menjadi lebih awas untuk memperhatikan periodenya. 

Setelah diperhatikan, ternyata yang seperti itu adalah puncak dari segala perasaan yang ditahan selama sepekan sampai sebulan. Berbagai jenis perasaan; sedih, kecewa, marah, tidak terima... sampai pada akhirnya perasaan senang tak lagi dirasanya menyenangkan dan melegakan.

Saya takut menjadi gila jika membiarkan diri terjebak dalam siklus yang seperti itu. Tapi syukurnya setelah hal itu berlalu, sebuah kesadaran menghinggapi saya sehingga saya bisa menjadi lebih berpikir bijak dan mendewasa. Yah, selalu ada pembelajaran, kan.

Tentu saya tidak mungkin sendirian berjuang melewati badai seperti itu. Ada orang-orang baik yang senantiasa menerima 'kegilaan' yang terjadi pada diri saya, yang selalu mau mendengarkan curhatan yang membosankan, dan murid-murid yang tulus membuat saya tertawa dengan celoteh mereka, atau sekedar mengijinkan saya untuk memeluk mereka<3 

Perasaan kalut yang membuat rumah bukanlah tempat ternyaman sehingga saya akan lebih sering berkelana dan pulang malam. Bukannya apa-apa, saya hanya tidak ingin membawa energi negatif ke rumah. Saya pribadi sudah mati-matian menahan radiasi energi negatif itu dari dalam diri saya. Tidak apa-apa, semua sudah berlalu dengan sebagaimana mestinya :)

Oh! Saya masih tetap menulis jurnal--melanjutkan ritual baik demi melatih kewarasan mental. Pada pekan terakhir September, saya hampir menyerah untuk menulis jurnal. Saya sudah kehabisan tenaga. Lagipula, otak saya lelah sekali untuk mengingat kejadian-kejadian yang sudah berlalu itu. Beberapa kali isi jurnalnya tertukar. Kadang juga saya sampai pusing berusaha mengingat kejadian apa pada hari apa. Saya berhenti menulis ketika rasanya sudah mau muntah.

Pada akhirnya, saya ternyata berhasil menyelesaikan jurnal bulan September. Agak berantakan, tapi semua lengkap. Memulai bulan Oktober, saya berharap bahwa saya bisa lebih stabil lagi--keadaan mental dan finansial.

**

Siang ini (14.17) saya duduk mengetik bagian ini. Di Warkop 24jam Uban. Hujan akhirnya turun dengan lebat setelah dari tadi coba-coba gerimis. Seperti biasa, pada jam segini, di hari-hari kemarin, hujan memang akan turun lebat. K masih tidur dengan nyaman di belakang. 

Setelah semalam akhirnya mulai bisa menikmati hujan yang turun, siang ini pun saya merasa sangat menikmati hujan yang turun. Kendaraan masih berlalu-lalang, berpacu dengan rintik hujan--mobil-mobil dan motor-motor. Jalanan basah.

Hujan semakin melebar. Udara dingin menghembus perlahan. Jalanan mulai sepi, mungkin karena lampu merah. Suara hujan ini nyaman sekali kalau dinikmati sambil bengong.

Semalam... dengan sisa-sisa hujan, saya dan K mengobrol berdua; deeptalk. Ia berbagi tentang hal-hal penting dan saya merasa optimis. Saya yakin, pelan-pelan, nanti semuanya akan bisa tercapai. Seperti perawatan ortodonti saya, akhirnya selesai pada Selasa (4/10) lalu. Meski masih harus akan menggunakan retainer, tapi kawat gigi sudah dilepas. 

Saat K bercerita tentang rencana pekerjaan, lalu estimasi honor yang akan didapat dalam waktu dekat, lalu gambaran gaji ke depannya... selama kita tetap berada dalam trek, saya yakin sekali kalau semua akan baik-baik saja dan bisa tercapai. Semoga Tuhan mendekatkan kami pada jalan yang seharusnya supaya kami bisa tiba di tujuan pada waktu terbaik. Aamiin.

Sekarang hujan semakin deras. Es kopi yang saya pesan semakin berembun, es batunya semakin mencair. Perlahan saja... saya tidak sedang buru-buru. Lagipula, setelah ini saya hanya ingin melamun melihat hujan sambil menjernihkan pikiran.

Selamat datang kesempatan dan hal-hal baik!

Comments