Sayonara 2022

Hello! It's the 1st day of 2023~

Semalam sempat dijebak untuk ikut makan-makan di rumah keluarga. Awalnya saya berusaha untuk mentolerir itu, tapi lama kelamaan malah tidak nyaman, lalu badmood.

Akhirnya kami pulang ke rumah menjelang pukul 12 malam dan tiba di rumah menjelang pukul setengah 1. Tidak ada masalah dengan itu, kecuali badan yang tetiba perlu beradaptasi dengan baru-tiba-di-rumah-lalu-belum-bebersih-tapi-sudah-ngantuk-sekali. Akhirnya saya tertidur dan terbangun, lalu tertidur lagi sampai pagi, lalu tertidur lagi, dan terbangun dengan keinginan untuk benar-benar bangun karena sudah pukul 9. 

Hal pertama yang membuat saya semakin harus bangun ialah chat dari admin tempat kerja yang mengkonfirmasi jadwal siswa baru. Dalam pikiran saya, "Hah! Ini dia......." sambil menyeringai.

Ritual pagi pun dimulai. Saya bangun dalam keadaan rumah sepi (lagi) karena orang-orang kembali tidur karena masih lelah efek semalam. Saya mengisi teko dengan air, lalu mendidihkannya untuk menyeduh kopi pertama di 2023. Sebelum itu, ada panggilan video dari K yang membuat saya semakin bersemangat untuk bangun dan memulai hari dengan semangat positif!

Usai menyesap separuh cangkir kopi pagi, saya beranjak untuk membeli lauk untuk sarapan, which is sebuah trik untuk jumpa K di hari pertama 2023. Guna memantik semangat!

Hal menyenangkan tentang hari pertama 2023 ini adalah orang-orang menjalani hari Minggu seperti biasanya--yah, seperti hari-hari Minggu lainnya ^_^ sebagai seorang introvert yang akan gelisah kalau ada perubahan, maka hal itu tentu menenangkan :D Saya pun mengendarai motor sambil tersenyum-senyum meski hari sedang sangat berangin!

Masih ada keinginan untuk merangkum sebuah tulisan tentang pencapaian di 2022, meskipun ini sudah 2023, saya akan tetap menuliskannya!

Re-cap 2022

Satu yang saya sadari di penghujung 2022 adalah saya lebih bisa tenang dalam menghindari hal-hal yang bisa memicu saya mengalami badai mental, he-he-he.

Awal-awal tahun terasa berat dan mengesalkan sekali, saya masih harus jatuh-bangun merapikan mental yang sering ambyar. Pemicunya sangat monoton dan sepele~ Berita pernikahan teman tentu menjadi trigger utama. Kalau sudah ambyar, akan merembet ke mana-mana...

Saya hampir mencapai titik terbosan dan ingin mencoba hal baru menjelang akhir semester 2 (bagi anak-anak sekolah). Kebetulan sekali, Tuhan sedang menjawab doa saya; saya dapat tawaran untuk mengisi kegiatan di Kuta.

Bekerja jauh dari rumah memberi saya pengalaman baru tentang tinggal sendirian dan lumayan menyenangkan, kecuali pada malam hari karena saya mengalami kesulitan tidur di malam hari musabab suasana yang terlalu sunyi dan itu menggelisahkan. Selain itu, semua terasa baik-baik saja.

Pengalaman baru lainnya adalah membuat saya terpaksa menjadi 'morning person' dan berangkat bak anak sekolahan setiap hari Selasa, hehe. Menyenangkan juga kalau dipikir-pikir.

Usai itu, semua kembali seperti semula. Aktivitas mengajar di bimbel, bertemu anak-anak yang sebelumnya saya 'titipkan' ke tutor lain selama di Kuta; ada perasaan kangen dengan mereka. 

Kalau tidak salah, 3 bulan terakhir di 2022 berjalan cukup baik. Syukurnya demikian. Saya coba ingat-ingat kembali... apa yang membuat mental saya cukup fit pada 3 bulan terakhir itu.

Ah! Beberapa hal berikut inilah yang cukup membantu saya menstabilkan mood dan mental meski cuaca pada 2 pekan terakhir ini lumayan gloomy.

1. Journaling

Menulis jurnal sangat membantu saya dalam menguraikan apa-apa saja yang telah terjadi sehari-hari (atau sepekan). Saya mengutamakan untuk menulis hal-hal yang menyenangkan untuk membuat diri ni tersenyum dan terus merasa good mood ^_^ 

Meski begitu, 3 bulan terakhir di 2022 kegiatan menulis jurnal tidak serajin sebelumnya karena....

2. Nongkrong

Seusai kerja sepanjang hari, biasanya saya akan melipir ke Warkop untuk melepas lelah sekaligus mengisi-ulang energi sebelum pulang ke rumah. Di Warkop saya bertemu dengan banyak sekali orang-orang baru sampai menjadi akrab. Meski tidak banyak berbincang, tapi mengenali 'aura' mereka dan bisa merasakan 'energi' baik dari mereka itu cukup untuk membuat saya merasa baikan setelah penat dari bimbel.

Biasanya, kalau sudah punya cukup energi dan otak saya lumayan siap untuk bekerja, saya akan mencicil worksheet untuk hari berikutnya. Kalau tidak, saya hanya akan duduk (separuh)melamun dan menikmati momen tenang di tengah keramaian.

***

Suatu pagi, ketika sedang scrolling Twitter, saya ketemu sebuah artikel yang setelah dibaca ternyata sangat 'guwe banget'. 

Dalam artikel tersebut diceritakan 5 hal yang bisa dilakukan oleh seorang introvert untuk mengatasi rasa kesepiannya tanpa harus susah payah merasa drained atau terkuras. Apa aja tuh?

  1. Membuat jadwal harian atau menyusun kegiatan harian
  2. Menyiapkan kegiatan untuk mengisi waktu luang (beserta rencana cadangannya)
  3. Melakukan hobi 'malas', seperti membaca buku pada saat-saat yang 'lebih gelap'
  4. Menghabiskan waktu di tempat ramai, misalnya taman
  5. Menulis surat untuk diri sendiri atau orang lain

Dari kelima hal tersebut, ternyata saya sudah melakukan hampir semuanya! WAH! Menyadari hal itu, saya pun tak heran lagi akan mengapa saya bisa lebih stabil dalam 3 bulan terakhir. 2 kegiatan yang saya lakukan tadi, sedikit tidak sudah mencakup 5 hal yang disebutkan artikel.

Jadwal harian biasanya saya susun di kepala saja, meski sudah ada rencana cadangan, tapi kalau satu hal tidak berjalan sesuai rencana, lumayan ruining rencana berikutnya, sih. Tapi gapapa, saya sudah cukup belajar untuk menerima 'kebatalan' tersebut. 

Hobi 'malas'? Saya usahakan membaca buku, terutama saat pup, he-he, karena paling bisa konsen dan fokus pada saat itu---tidak mungkin diganggu orang, kan?! Mendengar lagu... hampir setiap pagi; dengan tujuan menyadarkan dan membangunkan syaraf-syaraf saya supaya segera bersiap untuk menjalani hari, dan tentu supaya tidak terlalu sepi! 

Menghabiskan waktu di tempat yang ramai; saya nongkrong di Warkop. Seperti yang sudah saya jabarkan, hal itu bekerja dengan cukup ampuh untuk mengurangi ke-uring-uringan saya, yeay!

Menulis surat untuk diri sendiri... jangan ditanya! Menulis memo pun sering saya lakukan, terutama ketika merasa sedang tidak memberikan kinerja/performa yang terbaik saat bekerja, saat pikiran terlalu hectic dan merasa saya tidak cukup baik, begitupun saat merasa senang karena pencapaian-pencapaian kecil :) Minta maaf dan berterima kasih kepada diri sendiri, lalu memberi dukungan untuk diri sendiri; hal itu ternyata bisa juga berdampak baik bagi keadaan mental saya, he-he.



~

Begitulah 2022 berakhir dengan perasaan cukup, bahagia, dan bangga kepada diri sendiri. Masih banyak PR memang, tapi pelan-pelan saja berjalannya supaya tidak tersandung; banyak hal yang perlu saya pelajari supaya bisa bertumbuh dewasa dengan lebih baik dan matang dan bijak. 

2022, saya tidak mungkin menjalani hari-hari yang panjang dan berat sendirian. Pada hari-hari 'berbadai', orang-orang baik kerap dihadirkan Tuhan supaya saya tidak sendirian <3 

Semoga di tahun berikutnya bisa tumbuh lebih banyak kebahagiaan dan kabar baik, yaaaa :3 aamiin.


Sayonara, 2022.

Comments