musim hujan telah tiba

 Meski terlambat, musim hujan tahun ini akhirnya tiba. Setelah kami semua merasa sangat kegerahan dan kepanasan di siang hari--bahkan masih terhitung pagi--akhirnya langit menumpahkan hujan! Hari-hari terik kini berganti dengan hari-hari mendung sendu. Saya pribadi mudah terpengaruh oleh cuaca mendung, namun kali ini saya harus terus ingat bahwa mendung inilah yang selalu dirindukan saat siang sedang terik-teriknya.

Hari Minggu ini, meski tidak terlalu banyak melakukan hal 'produktif', setidaknya bolehlah saya berbangga karena telah menyelesaikan separuh cucian dan menyempatkan diri jalan sore. Malam ini, sambil mendengarkan musik Toshiki Soejima, saya tergoda untuk menyesap kopi dan menulis blog. The atmosphere is just right!

Sejak K tidak lagi membersamai saya secara fisik, buku jurnal jadi jarang saya tulisi. Karena ternyata... hari-hari yang ingin saya kenang hanya hari-hari bersama K. Semenjak K sudah tiba di tanah rantau nun jauh, saya pun berhenti rutin menulis blog dalam label LDR. Simply because I've already got used to the distance and the different timezome faster that I thought. Alhamdulillaah.

Menulis jurnal--saya lakukan untuk menata memori dan emosi supaya tidak berantakan, supaya lebih siap lagi untuk hari berikutnya. Selain itu, saya ternyata sangat suka mengenang momen-momen bersama K, sehingga saya rasanya ingin saya abadikan sereceh apapun pengalaman itu!

Menulis blog saat LDR (LOP-JKT) adalah peralihan. Saya terlalu berat untuk menulis jurnal karena hari-hari tanpa jumpa K di akhir jam kerja. Tidak ada lagi makan malam atau sekedar ngopi bareng melepas penat sebelum pulang. Apa yang menarik untuk ditulis di jurnal kalau begitu? Maka, saya pun beralih ke blog lagi. Mudah diakses (via ponsel) dan bisa saya lakukan di kasur, sebelum tidur.

Kemudian, kami pun jadi terbiasa--lebih cepat dari dugaan kami--dengan jarak dan perbedaan waktu. Kami kira ini akan lebih menyiksa, tapi ternyata... tidak! Mungkin jiwa kami sudah siap untuk berjauhan sejauh ini karena telah terlengkapi satu sama lain, ya. Konon katanya, sih, begitu... Belahan jiwa, dengan atau tanpa satu sama lain... akan bisa terbiasa. Untuk diri saya, sih, dengan catatan bahwa kami telah saling menemukan.

Bagaimana hari-hari?

Semua berjalan dan dijalanin satu-per-satu dengan perlahan dan penuh harapan. Kekuatan datangnya dari Tuhan. Keyakinan bahwa dengan menjalani hari-hari perlahan adalah satu-satunya cara untuk menggulung waktu supaya lekas bersua adalah hal mendasar.

Stresor yang bisa datang dari mana saja pun tidak memandang kondisi. Datang selalu di saat yang tidak diinginkan. Kadang membuat insomnia, kadang membuat ingin terus tertidur saja! Tapi ternyata, keranjang Tokopedia selalu berhasil membuat saya (harus) semangat untuk berangkat kerja, hehe.

K? Tentu selalu siaga! Saat saya merasa sulit tidur dan dia sedang rehat atau libur kerja, tentu dia temani. Di sela-sela perasaan mumet, saya selalu mengiriminya pesan yang isinya omelan dan uneg-uneg, hehe. Dia? Dia akan membalasnya saat sempat--dengan kata-kata yang kadang tepat.

Perasaan? Wah, tentu rindu! Rindu beraaaat! Seberat-beratnya rindu, toh kami pikul bersama, jadi tetap bisa kuat. Kan demi masa depan untuk menghabiskan hidup bersamađź’™

Comments