teaching helps me out--literal meaning
Sunday was awful because I felt like almost fully drown into the dark space inside me; all negativity and sorrow were all around me, it was really depressing that I couldn't afford doing anything--only laying on my bed trying hard to get out of the foggy mind.
Dulu, tiap hari libur, perasaan stres seringkali makin menjadi-jadi, hampir depresi rasanya. Ingin keluar, tapi ngga ada yang ajak. Diam di rumah, sumuk banget. Akhirnya terjebak antara keduanya, biasanya berujung pada tidak ke mana-mana dan bergumul dengan perasaan yang menyesakkan dada. Entah kenapa, ya... Suatu hari saya pernah membaca istilahnya, tapi saya lupa.
Hal itu terjadi lagi pada hari Minggu pekan ini. Rasanya sungguh sangat menyiksa dan menyebalkan karena rasanya tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah keadaan (padahal bisa saja, kalau mau mengusahakan). Kali itu saya sedang kalah oleh diri sendiri, rupanya energi negatif dalam diri ini lebih besar dari keinginan untuk melawan. Sungguh mujur saya memutuskan mandi sebelum tengah hari, itupun karena gerah dari hari sebelumnya. Lalu, sepanjang hari saya hanya menonton drama Korea berturut-turut, kalau tidak, saya coba membaca buku, kalau tidak, saya menggulir-gulir sosial media di ponsel sambil berbaring. Sangat tidak produktif.
Di akhir hari, rasanya sungguh tak berguna--perasaan yang makin negatif. Tapi sepertinya menjelang malam semua terasa membaik--sebentar lagi Senin, dan saya punya hal untuk dikerjakan, akan bertemu orang-orang, dan tubuh akan bergerak--cukup melegakan hanya dengan memikirkannya.
Akhirnya Senin pun tiba.
Hari baru, harapan baru, kesempatan baru.
Jadwal hari itu cukup padat, pararel, dan lumayan menegangkan karena saya memikirkan bagaimana tak ada jeda di antara satu jadwal dengan jadwal lainnya, belum lagi lembar kerja yang belum dicetak, belum lagi jam makan yang perlu disempat-sempatkan. Saya pun berniat untuk tiba lebih awal untuk melakukan sedikit persiapan, eh, tiba-tiba dimintai tolong untuk memasak sarapan oleh ibu. Meski hampir protes keras, hanya protes sedikit, saya tetap melakukannya sambil mengingatkan diri bahwa tak ada ruginya, semua pasti ada hal baiknya. Oh, benar saja; saya jadi bisa membawa bekal sayur yang saya buat, hehe. Waktu bersiap-siap pun masih lumayan panjang, jadi cukup sempat untuk menggoreng telur sebagai lauk tambahan.
Saat di tempat kerja, semua mulai terasa membaik. Murid pertama, murid ke-dua, murid ke-tiga, lalu bisa pulang lebih awal karena ada jadwal yang maju. Sepanjang mengajar, meski berkejar-kejaran dengan lembar kerja yang perlu dicetak, semua terasa menyenangkan.
Benar adanya bahwa saat stres, lawan dengan menggerakkan tubuh sebagai distraksi pikiran yang rumit.
Mengingat itu, saya selalu mengingatnya, tapi hari Minggu itu saya benar-benar tak bisa menggerakkan tubuh untuk bergerak, entah jalan sore ataupun melakukan peregangan di rumah.
Malamnya saya masih ada kelas daring, itu pun meski dilakoni dalam keadaan cwape bwanget, syukurnya masih menyenangkan. Dan setelahnya masih bisa menyempatkan diri untuk melakukan sedikit home pilates untuk mengeluarkan keringat karena seharian berada di ruangan ber-AC, my body doesn't feel good.
✨✨Monday was well-wrapped!✨✨
Malam menuju Selasa terasa mendebarkan karena esoknya akan ada kelas baru; meski hanya menggantikan guru yang berhalangan hadir, tetap saja tugasnya mengisi kelas, kan? Berselang 4 bulan sejak kelas serupa saya isi--sangat mendebarkan!
Saat terlelap hampir berlanjut menjadi tidur nyenyak, ada telepon masuk. Fyuh~ rasanya terselamatkan karena saya belum melakukan beberapa hal. Lalu telepon itu berlanjut sampai menjelang subuh.
Selasa seharusnya saya tak perlu melaksanakan kebiasaan buruk--tidur pagi--karena berencana untuk ke kantor pagi-pagi untuk menyiapkan materi kelas, tapi... yah... kebiasaan~ Tidur satu jam lebih, terbangun dan segera membangunkan diri dengan menyeduh kopi, meminumnya dengan cukup cepat sambil mengudap beberapa kraker. Sebelum mandi masih menyempatkan diri menggerakkan tubuh supaya tidak terlalu kaku, dan dalam upaya mengasup hormon dopamin, serotonin, dan uplifting mood.
Meski tiba di kantor sejam lebih lambat dari rencana, syukurnya saya dimampukan menyelesaikan materi sesuai target, lalu mampir membeli makan siang dan kopi untuk bekal hari itu, kemudian tiba di tempat kerja berikutnya. Masih ada jeda waktu, saya makan siang dulu, lalu menyiapkan bahan ajar, dan akhirnya mulai mengajar. Sesi 1.
Selesai sesi 1, lanjut kembali ke kantor untuk siap-siap mengisi kelas berikutnya; deg-degan sekali!
Surprise🎉 Ternyata kelas berjalan dengan seru! Semua kelas berjalan seru ketika muridnya menikmati, bisa menikmati pelajaran, interaktif, responsif, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi! Dan... sepertinya hal-hal itulah yang membantu saya merebahkan energi negatif yang menyesakkan.
Hal-hal baik pada dua hari selepas hari Minggu ini patut disyukuri banyak-banyak karenaaa... saya merasa seperti menemukan obat baru! Yap, menulis jurnal pun terasa melelahkan... tapi bertemu dengan murid ternyata bisa 'membebaskan' saya! Apakah ini karena adanya sirkulasi energi? Berinteraksi dengan orang lain ternyata 'se-menolong' itu! Kalau bukan karena pekerjaan, maka saya tidak tahu bagaimana harus menggeret diri untuk bertemu dengan orang lain, bahkan untuk menggeret kaki keluar rumah pun bisa jadi tak ada motivasi--seperti yang terjadi pada hari Minggu itu. Ck-ck-ck....
Begitulah ternyata peran pekerjaan saya pada kondisi mental saya. I must thank God for this destiny this time, later on, and again!
Sesuatu yang saya kemudian sadari adalah saat mengajar atau berhadapan dengan siswa, saya otomatis ke mode 'guru'. Ups! Ya, lalu saya menyadari bahwa diri ini memiliki beberapa pengaturan mode, salah satunya, ya, mode guru. Saat dalam mode guru, saya harus memfokuskan diri pada siswa atau kelas, harus membuka kembali peta tentang siswa atau kelas yang bersangkutan, lalu saya pun bisa melihat dengan cukup jelas bagaimana skemanya. Hal itu sangat mampu melepaskan diri saya dari nuansa ruang gelap, kosong, pengap, sesak, dan belenggu energi negatif. WAH!
So, that is why teaching really HELPS me OUT.
I post a note here as a kind of reminder for me, tomorrows.
Comments
Post a Comment