suara dan udara pagi

sudah berminggu-minggu, bahkan mungkin sudah terhitung bulan, kebiasaan tidur lagi setelah subuh ini berlangsung—

Mula-mula selalu jadi beban dalam hati, kenapa sih harus tidur lagi, lalu nanti pasti bangunnha kesiangan...

Tetapi kemudian memutuskan untuk berdamai dengan diri dan menerima bahwa itu memang ingin dan butuhnya tubuh. Sebab, tidur pun mulai dinormalisasi lewat dari pukul 12. Tak heran, kan, kalau tubuh yang butuh tidur 8 jam ini memang butuh digenapkan tidurnya?

Lambat laun... jam harian untuk memulai hari pun bergeser. Pengingat di ponsel untuk melakukan workout pun bergeser—semula 6.30 menjadi 7.30, yang mana itupun ikut masuk kategori 'kepagian'. Semula 8.30 itu adalah paling siang, lalu bergeser ke 9.00, bahkan 9.30 pun wajar untuk baru bersiap menjerang air untuk menyeduh kopi.

Di penghujung tahun ini, rasanya banyak sekali yang ingin dituliskan, banyak sekali hal yang terjadi, pekerjaan, perasaan, pertimbangan, dan sudah pasti pikiran. Diikuti pula oleh harapan-harapan dan mimpi-mimpi yang selalu dilangitkan dalam doa. Mulai dari yang paling muluk sampai yang paling sederhana—sesederhana mengosongkan tong sampah yang di kamar, sesederhana mengganti seprai, sesederhana menyapu kamar.

Satu per satu mimpi pun bisa dicentang atas tercapainya. Keinginan-keinginan kecil yang berhasil diwujudkan pun banyak sekali. Daftar kegiatan yang perlu diselesaikan pun banyak yang telah dicoret, menandakan sudah terlaksana. Meski begitu, kadang hal yang tidak saya sadari di alam bawah sadar, mungkin menjadi sumbatan yang membuat saya masih belum menyelesaikan banyak hal besar. Saya bertanya-tanya dan masih berusaha menemukan sumbatan itu untuk segera saya bersihkan.

Hal-hal yang sederhana, namun rasanya cukup besar untuk diselesaikan pun akhirnya masih teronggok menjadi hal yang harus diselesaikan dan dicoret dari daftar.

Sudah lama pula saya tidak menulis jurnal—kegiatan yang dulunya sangat membantu saya untuk menjernihkan pikiran, mengosongkan tangki pikiran, menguras beban emosional, dan melegakan diri, serta membantu saya untuk bisa lebih sadar dan hadir di masa kini (to be mindful & present). Kenapa, ya? Yah, karena rasanya energi sudah terkuras untuk menjalani keseharian, lalu tidak ada hal yang takut saya lupakan sehingga perlu ditulis(?) Padahal saya masih sangat ingin untuk mengabadikan momen-momen dalam bentuk tulisan di jurnal. Tapi entah kenapa, kegiatan journaling itu sendiri, kok, rasanya adak traumatis, ya?

Alternatifnya, saya cukup aktif mencuit di twitter (sekarang X). Inginnya sih di blog, tapi, kok ya rasanya perlu effort banget untuk nulis blog. Rasanya ada tuntutan untuk menulis panjang, berisi, dan rapi. Ih, padahal siapa yang baca? Hehe. Satu lagi, Medium, itu sebenarnya platform yang di tengah-tengah antara twitter dan blog; tak perlu panjang, pendek pun memang tujuannya. Tapi, ya, ada energi khusus yang rasanya harus dimiliki untuk memecah horcrux pikiran ini ke dalam bentuk tulisan-tulisan, baik digital maupun konvensional.

Pagi ini, entah kenapa, sejak terbangun pukul 3 kurang pada dini hari, saya kesulitan untuk merasa kantuk lagi sampai akhirnya menyerah dan belum juga lanjut tidur. Padahal kan tubuh butuh 8 jam tidur. Beberapa pikiran pun berkelebat; kenapa tidak menulis jurnal saja? kenapa tidak jalan pagi saja? kenapa tidak berbaring dan memejamkam mata? atau... mendengarkan musik klasik seperti biasanya?

Aroma pengharum ruangan yang digantung di kipas angin yang terletak di samping kasur menguar dan menyusupk hidung, aromanya menimbulkan nostalgia, tapi entah memori yang mana...

Beragam suara cuit-cuit burung pagi di kejauhan, disambut kokok ayam jantan yang bersahutan, sama-samar suara mengaji dari masjid, suara gerendel gerbang yang dibuka tetangga, lalu seruan para pedagang pagi hari, bunyi mesin air tetangga, bunyi perut keroncongan, bunyi keran air yang dibuka penuh, bunyi kompor dinyalakan, dan akhirnya suara-suara kehidupan mulai memenuhi semesta.

Dengan jendela terbuka, sedikit celah gorden tersibak, lampu tidur dan kipas angin yang sudah dimatikan, rasanya sungguh damai dan tenang untuk kembali tidur dan merasakan sensasi rileks di sekujur tubuh. Apakah akan terpejam lagi? Tapi ada kelas daring yang harus dilaksakan pagi... apa masih akan terkejar? Hehe.

Suara tetangga membuka pintu gerbang yang bergeser pada relnya, lalu suara motor melintas, ada yang sudah memulai aktivitasnya—sementara saya masih ingin lanjut istirahat (: dan nyamuk-nyamuk pagi dengan sungutnya yang lebih tajam menempel-nempel pada kulit... 

Menghirup udara pagi yang segar ini begitu menyenangkan dan menenangkan sehingga rasanya mampu meredakan apapun yang memicu rasa cemas di alam bawah sadar, sehingga... tubuh ini bisa rileks dan sangat nyaman untuk terpejam lagi—

Comments