bee, a cup of coffee, and the stories

Sejuta Bintang. Itulah bintang-bintang yang terus berpijar di saat satu bintang meredup. Itulah kerlip-kerlip yang menemani gelap di saat satu bintang terselubungi awan. Sejuta Bintang. Begitu banyak yang bisa ku pilih untuk berpaling dari satu bintang. Begitu banyak yang lebih terang benderangnya dibanding satu bintang. Sejuta Bintang. Banyak rinduku yang terbang pada masing-masing sejuta bintang. Tapi rindu itu tak berisi rindu yang sesungguhnya... Aku tak tau isinya. Namun pada satu bintang, ada rindu khusus yang tersiratkan. Sejuta Bintang. Di antara sejuta, ku yakin nantinya ada beberapa pengganti satu bintang. Tapi pasti sangat sulit untuk menerima bahwa aku harus berpaling. Karena satu bintang yang ini sungguh memberi suatu kehangatan yang damai dan menyenangkan. Sejuta Bintang. Satu lawan sejuta, kalah satu. Ku tak begitu percaya... Karena saat ini ku yakini bahwa aku masih begitu mengagumi satu bintang. Dan itu mengalahkan sejuta b...

Hola, Aliens! Miss you all :* wkwk :D Satnite, nih~ Yang jomblo mana ke-kece-annya??? Yang cowok, yang lagi pacaran, mana jeritan hatinya yang pengen pulang nonton bola? haha :p yang LDR, lagi gigit jari ngitung detik buat telponan ato skype-an sambil kangen mana lambaian tangannya?~ Sebagai salah satu jomblo, saya merasa kece B-) Oke, langsung ya~ ini jenis postingan renungan, Als~ mengadopsi proses hidup kupu-kupu, yaitu metamorfosis. Dari telur, jadi ulat, terus kepompong, dan akhirnya jadi kupu-kupu :) Malem ini nih, lagi ngejomblo, soalnya partner rusuh lagi PD Training. Oh, partner rusuh itu adek saya. Dulu...dia cerewet, tapi sekarang cerewetnya udah gak sebuas dulu :') Sekarang rasanya banyak yang berubah... Kalo diinget-inget, dulu kita tuh sering sekali punya waktu buat ngerusuh bikin ribut rumah, tapi sekarang? Udah jarang. Kalopun ketemu di rumah, masing-masing sibuk sama tugas sekolah. Syukur masih ada hari Minggu. Hari kemerdekaan seluruh anak sekola...

How this world turns cold and breaks through my soul... Days grow longer and nights grow shorter....

Itu untuk kau. Di saat lampu tak berpijar, ku tengok langit... dan temukan kau, satu bintang. Yang tetap berpijar. Kala sedih suramkan sebuah senyum, ku melayang mancari kau, satu bintang. Dan di saat yang tak berjauhan,  aku bisa cerahkan senyum itu lagi. Setelah mampu temukan kau, satu bintang. Nan jauh di sana, Seperti satu bintang di langit... kau, mungkin sulit ku gapai. Namun, untuk memandangmu saja sudah cukup. Meski berjuta bintang, hanya satu bintang yang mampu mencuri arah pandang.. Itu kau. Dan malam ini, di saat langit malam tak berawan, satu yang ku rasa... Rindu. Yang datang dan tertuju pada kau, satu bintang. Walau malam kian gulita, Ku pastikan kau tetap di sana. Menggantung di langit tak berawan. Bersama bintang-bintang yang berjuta. Percayalah, ada rindu untuk kau, satu bintang. Satu bintang yang ku maksud, Asaku kau tetap di sana, Asaku kau tetap menjadi satu bintang. Di dalam hati yang seda...

I think that possibly, maybe I'm falling for you....

Move on itu melanjutkan hidup. Move on bukan cuman pas baru keluar dari sebuah hubungan yang gagal aja, tapi move on dari sesuatu karena sebuah alasan juga bisa. Contoh simpel: sepatu. Sistem move on hampir sama kayak harus ganti sepatu. Di saat sepatu udah gak muat ato rusak ato kita udah bosen, pasti kita pengen ganti. Tapi, nyari penggantinya itu rada ribet. Kriteria sepatu baru kadang masih kita cari yang mirip sama sepatu lama. Kadang, kalo udah nemu sepatu yang kira-kira memenuhi kriteria, trus kita beli, nantinya bakal kita banding-bandingin lagi sama sepatu yang lama. Selain ngebanding-bandingin, nanti sekalian muncul kenangan-kenangan sama sepatu lama. Cie bangetlah! haha Entah kenapa, saya suka nyebut 'entah kenapa' :D #abaikan Nah, beneran nih, entah kenapa, emang move on itu sulit. Pengalaman move on yang paling pelik berdasarkan pengalaman adalah move on dari HP SE W395 ke BB. Rasanya itu.......gak rela tingkat yang paling-paling bambu .  Di HP...

Selamat datang rasa yang dulu pernah terabaikan! Setelah beberapa lama untuk waktu yang sebentar, rasa itu pernah terbesit. Namun hilang begitu saja bagai debu gurun yang tersapu angin. Setelah beberapa lama untuk waktu yang sebentar, rasa itu pernah sedikit menipu dan memanipulasi, membuat segalanya kacau bagai badai menerpa pedesaan yang damai. Namun, begitulah yang harusnya terjadi. Karena selalu akan ada hal yang lebih indah yang akan terjadi, tapi kita terlalu takut untuk meninggalkan apa yang sebelumnya sudah membuat kita terbiasa. Padahal hal yang kita takuti tak begitu semenakutkan yang kita bayangkan jika kita berani untuk melangkah maju. Setelah beberapa lama untuk waktu yang sebentar, setelah rasa ingin kebebesan itu berganti dengan kesepian, saatnya untuk bersemi bagi hati yang sempat membeku. Saatnya bagi hati yang menggigil untuk merasakan kembali sebuah kehangatan musim panas... Setelah lelah menghindar, dengan sisa tenaga yang ada, akhirnya rasa yang dulu sempa...